Lihat ke Halaman Asli

PRIADARSINI (DESSY)

TERVERIFIKASI

Karyawan Biasa

Bayar APTB Dua Kali?!

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13916071801909977164

Semenjak APTB (Angkutan Penumpang Terintegrasi Busway) beroperasi, saya termasuk pengguna transportasi umum yang menyambut baik. Kenapa? Yah tentu karena lebih cepat. Bila saya ada meeting di daerah Kuningan, Thamrin atau Medan Merdeka, akhirnya saya punya pilihan transpotasi yang lebih cepat. Biasanya saya dari Bekasi ke daerah-daerah tersebut menggunakan pilihan taksi, bis umum atau omprengan, yang baik melalui tol dalam kota. tol Tanjung Priok ataupun lewat jalan biasa, pasti muaceeeeetnyaaa ampun-ampunan. Kalau ke daerah Kuningan naik taksi atau omprengan bisa makan waktu 2 jam di pagi yang cerah. Apalagi kalau pagi sedang muram tambah parah macetnya. Sedangkan ke daerah Medan Merdeka pun tak jauh berbeda, menghabiskan waktu kurang lebih sama. Sementara kalau saya naik APTB, macet hanya terjadi saat antri keluar tol Cawang, sesudahnya lancar jaya. Karena si APTB ini melalui jalur busway. Tarifnya pun sesuai yaitu Rp. 8.000 untuk APTB PPD dan Rp. 9.000 untuk APTB Mayasari Bakti. Bila kita bandingkan dengan misalnya feeder bus Kemang Pratama, yang memiliki tarif Rp. 13.000. Nah masalah yang sering timbul adalah ketidakmengertian pengguna APTB terhadap tarifnya. Saat diawal-awal APTB mulai beroperasi, saya sering melihat kondektur berdebat dengan penumpang, karena penumpang sudah membeli tiket APTB di loket, tapi masih juga ditagih saat di bis. Loh kok bisa? Para penumpang pasti berpikir , ini pasti permainan supir dan kondektur APTB. Saya pikir, hampir setahun, sejak beroperasinya APTB pada akhir Mei 2013, sudah tidak ada lagi perdebatan panjang antara kondektur dan penumpang. Ternyata masih saja ada, seminggu yang lalu, ada penumpang ganteng masih unyu-unyu gitu, kayaknya sih baru bekerja di daerah Kuningan. Mulai merengut keheranan saat dia memberikan tiket APTB nya, eh si kondektur malah minta bayaran lagi sebesar Rp. 9.000. Mari kita simak perdebatan mereka. [caption id="attachment_320675" align="aligncenter" width="635" caption="(Tiket APTB Mayasari Bhakti Warna Biru Muda dan APTB PPD Warna Hijau Muda. (dok pribadi))"][/caption] Penumpang Ganteng (PG): "Loh Mas, saya kan sudah beli tiket diloket Rp. 8.000, ini tiketnya. Kok masih harus bayar Rp. 9.000?" Mas Kondektur (MK): "Iya Mas, itu tiket APTB yang PPD, ini APTB yang Mayasari, tiketnya beda. Kan saya dari awal sudah teriak-teriak, "APTB Mayasari APTB Mayasari". Kalau Mas beli tiket yang PPD, harusnya jangan naik yang ini, tapi nunggu yang PPD." PG merengut sambil memberikan uang Rp. 9.000. pasti dia pikir, "tekor dah gue, gajian aja belom." Melihat tampangnya yang memelas itu, saya dengan senang hati menerangkan ke PG, dengan MK tetap berjalan menagih tiket APTB, yang kemudian seorang ibu-ibu juga terjebak. Saya: "Mas, itu tiket yang Mas beli, tiket APTB yang PPD harganya memang Rp. 8.000. Saat di loket, penjaganya biasanya nanya, mau naik APTB yang PPD atau yang Mayasari. Kalau APTB yang Mayasari, harganya Rp. 9.000." PG: "Loh, terus apa bedanya?" Saya: "Kalau APTB yang Mayasari warnanya biru tua dan tiketnya berwarna biru. Sedangkan untuk APTB yang PPD warnanya biru muda dan tiketnya warna hijau muda." PG: "Terus gimana kita bisa tau, yang bakal duluan lewat APTB yang PPD atau yang Mayasari?" Saya: "Yah.. Nggak tau lah.. Kira-kira aja.. Kalau tebakannya salah.. Yah berarti anda kurang beruntung." PG malah manyun. Eh tetiba, bapak-bapak sok akrab ikutan nimbrung. Bapak Sok Akrab (BSA): "Kalau saya Mas, biasanya nunggu di depan loket, kan kelihatan tuh yang mau datang APTB yang mana. Kalau APTB yang PPD yah berarti langsung beli tiket PPD." Ibu Nyamber (IN): "Loh kalau loketnya kayak di Pancoran ya susah Pak. Kalau saya sih, ketauan beli harga tiket busway yang biasa Rp. 3.500, terus nanti APTB mana yang duluan, yah tinggal naik, terus bayar di bis deh." BSA: "Iya sih tergantung loketnya juga. tapi tetep rugi ah kalau bayar Rp. 3.500 dulu." *Nggak mau rugi* IN: "Daripada tekor, udah bayar Rp. 8.000, eh yang lewat duluan APTB yang Mayasari, bayar lagi dah di bis Rp. 9.000" BSA: "Yah kalau gitu, nunggu aja sampai APTB yang PPD lewat." Hadeuuuuh ini si BSA dan IN malah ngenyel-ngenyelan. Sementara si PG, cuma terdiam terpaku sambil memikirkan kekeliruannya yang berbuah perdebatan panjang. [caption id="attachment_320674" align="aligncenter" width="496" caption="(APTB Mayasari Bhakti Warna Biru Tua dan APTB PPD Warna Biru Muda.. Gambar diambil dari http://www.jak-tv.com/index.php?modul=detailnews&catID=25&key=3919)"]

1391606983646125029

[/caption] Mengingat hal tersebut, saya ingin menginformasikan, buat penumpang yang belum paham masalah per-APTB-an.
  • APTB dari Bekasi ada dua jenis, yaitu APTB yang dari PPD dan APTB yang dari Mayasari Bhakti.
  • APTB PPD warnanya biru muda, sedang APTB Mayasari Bhakti warnanya biru tua.
  • Rute yang bersinggungan, APTB PPD jurusan Bekasi - Bunderan HI, sedang APTB Mayasari Bhakti jurusan Bekasi - Tanah Abang.
  • Tarif APTB PPD Rp. 8.000, sedang APTB Mayasari Bhakti Rp. 9.000.
  • Untuk tarif antar koridor busway Rp. 5.000. Ini juga harus diperhatikan, karena harga tiket busway yang biasa hanya Rp. 3.500. Jadi walau anda memegang tiket busway yang biasa, tapi anda naiknya naik APTB, anda akan ditagih di bis sebesar Rp. 5.000 khusus untuk perjalanan antar koridor busway.
  • Warna tiket APTB PPD hijau muda, sedang APTB Mayasari Bhakti biru muda.

Demikian sharing saya kali ini, agar anda tidak merasa dijebak atau ditipu MK, karena tiket APTB. _____ Mari ramai-ramai naik APTB bareng @KoplakYoBand _____ Info Rute APTB >> http://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline