Hai para mahasiswa baru... Seperti apa kalian disambut di kampus baru? Menyenangkan kah? Menyesal? Atau malah menangis?
Di tahun 90-an hampir disetiap kampus mewajibkan mahasiswa baru untuk mengikuti OPSPEK (Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus), Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dan juga Kemah Penerimaan Mahasiswa Baru.
Saat saya menjadi mahasiswa baru, yang ke pikir adalah nanti OPSPEK nya bagaimana ya? Kebetulan saya di terima melalui Program Seleksi Siswa Berpotensi atau biasa disingkat dengan PSSB (bukan bermaksud sombong ya, walaupun saya tidak terlalu tau, saya itu berpotensi dimananya, hehehe). Enaknya diterima melalui PSSB ini, ada program martikulasi selama sebulan, yaitu penyamarataan kurikulum, karena kami terkumpul dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Program martikulasi ini diisi oleh dosen-dosen yang kompeten dibidang masing-masing, sambil menunggu proses ujian dan penerimaan mahasiswa melalui jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Mengikuti martikulasi itu menyenangkan, karena kita jadi sudah punya banyak kenalan lebih dahulu, selain itu kami juga diterima langsung oleh Rektor dan berkesempatan beramah tamah dengan Rektor.
Walhasil saat gladi bersih (H-1) Penerimaan Mahasiswa Baru saat senior meminta kami membentuk kelompok yang terdiri dari tujuh orang, kelompok saya pun hanya terdiri dari mahasiswa PSSB saja, karena kami sudah mengenal satu dengan yang lain. Kami satu jurusan berjumlah 68 orang (kalau tidak salah ingat) dengan komposisi gender yang sangat jomplang, yaitu perempuan 22 orang dan sisanya laki-laki 46 orang. Buat saya sih tak masalah ya, asik malah. Hehehe.
Saat kelompok telah terbentuk, tiap kelompok harus memberi nama kelompoknya dengan nama-nama bidang (seperti lingkaran, segitiga, jajaran genjang dan lain-lain) dan tidak boleh sama. Mengapa nama-nama kelompoknya seperti itu? Karena kami Jurusan Matematika. Tugas sungguh banyak, mulai dari tugas pribadi dan kelompok dari jurusan sampai tugas dari fakultas. Tugas yang paling berkesan buat saya adalah tugas pribadi yaitu bawa tempe mendoan bentuk trapesium dengan luas 25 cm persegi dan juga bawa arem-arem dengan tinggi 9 cm dan diameter 3 cm. Tapi berhubung kami sudah sepakat mengerjakan semua tugas bersama, jadi kami bagi-bagi tugas, walaupun tugas pribadi sekalipun.
Semalaman kami mengerjakan tugas bersama-sama, sampai tidak tidur, karena pagi kami harus kumpul jam 5 waktu matematik. Kami sebenarnya bingung, jam 5 waktu matematik itu jam berapa ya? Ternyata, sepagi apapun kita datang, tetap saja di hukum, karena menurut senior, kami datang sudah lewat dari jam 5 waktu matematik. Hmm.. Ini rupanya strategi ampuh untuk membantai kami.
Di pagi saat satu per satu dari kami berdatangan, saya agak bingung mengapa ada beberapa bendera yang di bawa teman saya memiliki warna yang beda dengan yang di suruh senior. Bendera dari kertas minyak dengan ukuran tertentu yang di minta senior berwarna merah, biru, kuning. Tapi banyak yang benderanya warna dan urutannya tak sesuai.
Lalu saat semua sudah berkumpul, senior menarik sekitar 11 orang ke depan. Saya bingung, kenapa teman saya itu di suruh maju ke depan, karena senior bilang pengecekan tugas baru dilakukan sesudah Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru. Dan salah satu senior berkata kepada 11 orang itu, "kalian tau apa kesalahan kalian?" Semua geleng-geleng kepala.
"Kalian di suruh bawa bendera warna apa?"
Serentak mereka menjawab "merah, biru, kuning"
Saya perhatikan bendera yang mereka bawa semuanya salah, ada yang salah warna dan ada yang salah urutan warna.