Lihat ke Halaman Asli

PRIADARSINI (DESSY)

TERVERIFIKASI

Karyawan Biasa

Memilih Produk Karena Iklan, Bintang Iklan, Hadiah atau Kualitasnya?!

Diperbarui: 27 Juli 2015   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Iklan terpampang dimana-mana. Sejauh mata memandang, iklan akan terlihat walaupun kita tidak berniat melihat. Belum lagi iklan di televisi yang berseliweran tiada henti. Bahkan pada acara tertentu saking banyaknya iklan, kita seolah-olah menonton iklan diselingi acaranya. Pernahkah anda bertanya pada diri sendiri, atas alasan apa anda menggunakan berbagai produk? Apakah karena tertarik dengan iklannya? Ataukah karena bintang iklannya idola anda? Atau bahkan anda tidak pernah peduli dengan iklan, namun menggunakan produk karena kualitas produk? Atau karena produk tersebut sudah digunakan turun temurun dalam keluarga anda? Atau mungkin juga karena hadiah yang ditawarkan?

IKLAN

Tak sedikit iklan yang menarik perhatian kita, bisa karena iklan yang lucu, iklan yang unik ataupun iklan yang menampilkan kecantikan. Ada juga iklan yang terlalu dipaksakan sehingga menjadi janggal dan tak berhubungan dengan produk yang diiklankan. Biasanya iklan-iklan tertentu akan selalu teringat di benak kita, namun lebih banyak yang terlupakan. Ada iklan di tahun-tahun pertama televisi swasta bermunculan, sekitar tahun 1991 yang masih saya ingat sampai sekarang. Yaitu iklan obat penurun panas untuk anak-anak, yang salah satu dialognya : "Bu Joko, Bu Joko, Bu Joko punya es?" Memproduksi sebuah iklan tentu bukan pekerjaan mudah, harus memikirkan konsep, harus berbeda dan unik, pesan harus tersampaikan, dengan pencapaian yang diharapkan adalah iklan tersebut akan selalu tertinggal dalam ingatan orang yang berarti produk tersebut akan selalu diingat dan tentu peningkatan penjualan dari produk tersebut. Kebanyakan iklan berlebihan dalam menjual produknya. Seperti minuman berenergi, apa benar setelah kita minum produk tersebut tiba-tiba kita menjadi kuat dan perkasa? Kemudian iklan body lotion yang begitu dipakai hanya dalam tujuh hari merubah kulit anda menjadi lebih putih. Saya ingat iklan perempuan kembar, yang satu lebih gelap warna kulitnya dengan saudara kembarnya, begitu dia memakai lotion pemutih warna kulitnya menjadi sama bak pinang dibelah dua. Atau produk makanan yang mengandung MSG, disebut sebagai makanan sehat dan bergizi, yang bisa membuat anak anda menjadi cerdas dan kuat. Dan masih banyak lagi produk-produk yang lain. Begitu banyak iklan yang menurut saya menjebak konsumennya dengan janji-janji yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Dan lebih herannya lagi, tak ada konsumen yang protes bila produk tersebut tidak sesuai dengan janji pada iklannya. Seakan itu menjadi hal biasa, "ya namanya juga iklan".

BINTANG IKLAN

Dalam pemilihan bintang iklan suatu produk tentunya bukan perkara mudah. Bila ingin bintang iklan yang sangat populer atau lebih tepatnya komersil dikalangan masyarakat, tentu nilai kontraknya tidak main-main, bisa ratusan juta hingga milyaran rupiah. Namun tidak sedikit juga, pemilihan bintang iklan tidak menemukan kesesuaian dengan produknya. Seperti iklan diterjen yang dibintangi seorang aktor sinetron, memang sang aktor diidolakan oleh banyak ibu-ibu, tapi tidak sesuai dengan produknya. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan, justru produknya menjadi laris manis. Sebagian konsumen bisa saja tertarik suatu produk karena idolanya menjadi bintang iklan produk tersebut. Terutama bila seseorang sudah menjadi "ngefans abis" sama sang bintang iklan, sekalipun produk tersebut tidak terlalu berguna dan penting untuk orang tersebut. Bila kita punya alasan membeli produk karena bintang iklannya, pernahkah terpikir oleh kita, apakah sang bintang iklan tersebut benar-benar menggunakan produk yang dibintanginya. Seperti seorang artis yang menjadi bintang iklan sendal dan sepatu, disetiap kesempatan ditampil, entah itu syuting sinetron, menyanyi, menjadi presenter atau bahkan saat wawancara tak terlihat sekalipun dia menggunakan sendal atau sepatu tersebut. Juga seperti artis yang membintangi body lotion atau kosmetik tertentu, apakah mungkin dia menjadi putih dan bersih karena produk tersebut. Begitu juga dengan olahragawan benarkah dia bisa menjadi juara karena menggunakan atau mengkonsumsi produk yang dibintanginya? Yang lebih menyedihkan bila sang idola pindah dari satu merk ke merk yang lain dengan produk yang sama, lalu kita ikut juga melakukannya karena "saking ngefansnya". Karena memang tak ada jaminan bila seseorang menjadi bintang iklan suatu produk maka berarti dia menggunakan produk tersebut. Namun akan lebih baik bila bintang iklan juga menggunakan produk yang diiklankannya, sehingga akan menjadi nilai jual yang baik bagi produk tersebut, tentu ketertarikan konsumen pun menjadi meningkat.

HADIAH

Sering kali saat saya belanja di supermarket, saya melihat konsumen yang sudah memegang suatu merk, lalu segera pindah ke merk lain karena merk tersebut menawarkan hadiah langsung. Untuk beberapa produk, mungkin hal ini tak terlalu berpengaruh dengan kebutuhan anda, seperti pembersih lantai, sabun cuci tangan, tissue dan lain-lain. Namun bila produk tersebut seperti susu, perlengkapan mandi untuk bayi anda, sampo, sabun, kosmetik ataupun obat-obatan, sebaiknya dipertimbangkan lagi. Karena tidak semua merk bisa cocok dengan kita dan sesuai kebutuhan kita.

KUALITAS

Pilihan yang paling baik dalam memilih suatu produk tentu kualitas, kecocokan dan sesuai dengan kebutuhan kita. Tidak mudah mencari merk tertentu yang bisa sesuai dengan keinginan kita. Bila kita sudah cocok dengan suatu merk dan sudah merasakan manfaat dari produk tersebut, usahakan jangan pindah kelain merk. Namun bila kita masih mencari-cari, tentu terpaksanya mencoba-coba hingga dapat merk yang sesuai dengan kebutuhan kita. Bisa dengan cara membandingkan, merk yang satu dengan yang lain untuk produk sejenis. Mulai dari melihat produsennya siapa, kegunaannya, bila susu bandingkan kelengkapan vitamin dan mineralnya, kalau makanan lihat bahan-bahan pembuatnya dan nilai gizinya dan tentu lihat juga harganya. Kalau harganya tidak terlalu jauh berbeda namun kandungannya lebih banyak dan lebih baik, tak ada salahnya mengeluarkan uang lebih. Dengan kita memilih produk berdasarkan kualitasnya, itu akan memacu produsen terus meningkatkan kualitas produknya, bukan meningkatkan kualitas iklan maupun bintang iklannya.

Jadilah konsumen yang cerdas dan tidak konsumtif dalam memilih suatu produk. *Terima kasih untuk teman-teman di twitter yang sudah sharing tentang iklan diantaranya : @mb_ratna, @WOMINFO4U , @FerdianSuria, @cucukcandra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline