Kafe Kancing Lepis a.k.a. Kape JengQ lagi mau buka cabang di Bojong Kenyot, tapi Mas Aldo, si Kepala Cabang (Kacab) masih sibuk ngurusin sisa-sisa peninggalan luwak, yang konon harganya fantastis. Nggak tau juga harga fantastis itu mata uang negara mana.
Konon katanya Mas Kacab sudah survey tempat. Kayaknya sih ada tempat yang cocok, ada kamar mandi di dalam, ada tempat tidur, ada tipi, kulkas, sopa, lemari, dapur. *lah ini Mas Kacab nyari tempat buat rumah apa buat Kape JengQ sih?*
Dan Mas Kacab antusias banget dengan tempat itu, katanya di pinggir jalan. *ya iyalah kalo di tengah jalan itu namanya polisi tidur kaleee... Yah pokoknya begitulah, Mas Kacab ini ngerasa udah dapet tempat yang pas untuk cabang baru Kape JengQ.
Akhirnya Mbak Uni setuju aja dengan itu lokasi. Setelah reno sana reno sini, yang kayaknya harga reno lebih mahal daripada harga tempatnya. Mungkin karena si reno itu memang lebih berharga dari apapun. Udah kayak lirik Aitakata JKT48, "Kamu berharga lebih dari siapapun, walau kau tolak tak akan kusesali". #eaaaa..
Kemudian hari penerimaan karyawan pun dimulai. Kalau restonya Bebek Goreng H. Slamet, syarat utama jadi karyawan wajib bisa ngaji. Nah kalau di Kape JengQ Cabang Bojong Kenyot, Mas Kacab bikin syarat wajib bisa nyanyi lagu-lagunya Bang Haji Roma Irama. Saat Mbak Uni nanya,"kenapa harus bisa nyanyi lagu Bang Haji sih?"
Mas Kacab dengan santai menjawab, "soalnya saya kalau lagi stress, harus dengerin lagu Bang Haji."
Mbak Uni: ?@%$
Singkat cerita Mas Dulkemit jadi salah satu yang keterima seleksi jadi pelayan Kape JengQ, yang kemudian diprotes Mbak Uni.
Mbak Uni: "Kok bisa sih nerima Mas Dulkemit? Suaranya kan kayak panci rombeng.."
Mas Kacab: "Aaah. Itu cuma masalah pitch control. Tinggal latihan dikit lagi juga bisa."
Mbak Uni: "Haaaah?? Ini mau milih penyanyi apa karyawan sih??"