Lihat ke Halaman Asli

Kerinduan Bumiku

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku berdiri di atas bukit yang tak berujung

Ku memandangi bumi ku yang sedang murung

Menjerit merindukan sapaan embun yang menyejukkan

Sawah tak lagi tersenyum

Padang kini telah berubah warna

Bunga pun tertidur hingga tak terbangun

Apagerangan langit ku sayang

Dimanakah engkau menyembunyikan

Sahabat kami yang mampu menyejukkan

Sahabat yang membuat kami tersenyum

Bersemangat menyambut kilauan matahari

Sampai kapan kami harus menjerit

Menahan kerasnya hantaman debu

Yang membuat kami lemah hingga tak berdaya

Wahai sahabat ku dimanakah kau berada

Kami telah lama menantikan kehadiran mu

Kami merindukan bumikami yang hangat memberi senyuman

Merindukan bunga yang bersalam-salaman

Padang yang nyiur melambai menyapa kami

Dan tetesan embun yang sejuk di pagi hari

Wahai sahabat ku

Kembalilah menyapa bumi ku

created by : Lusiana Morina


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline