Lihat ke Halaman Asli

Sepi Menatap Langit

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di teras Masjid depan saat kuhambakan diri pada Tuhan, aku terdiam kaku tanpa sepatah kata yang keluar dari bibirku. Hanya kata hati yang kuhaturkan pada Tuhan. Karna dengan hatilah aku mampu mengungkapkan semua persoalanku dikeheningan malam ini padaNya.

Sepiku slalu menghantui setiap aku mengingatnya. Mengingatkan pada seseorang yang kusayangi. Kerinduan menjadi-jadi seakan-akan aku tersungkur dalam kesendirian. Aku sudah lama tidak berkomunikasi dengannya lantaran dia masih berada di tempat suci untuk mencari ilmu agama dan Kesehatan.

Saat aku mengingatnya, sakit rasanya hati kuderita. Aku hanya bisa menatap langit dengan membayangkan dirinya, dirinya yang begitu sulit kuraih. Tapi malam ini aku memilki Tuhan. Tuhan yang slalu memberikan kemudahan pada hambaNya yang kesulitan. Dialah yang memiliki Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Sepi menatap langit tak dapat kupalingkan bahwa saat ini diriku berada dalam kesendirian yang nyata. Tak dapat kuhindari kerinduan ini. Aku rindu Dia ya Rob. Hanya kepada Tuhanlah, kusampaikan kerinduan ini.

Aku Kangen Dirimu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline