Bayu kering merasuk raga, melekat hingga menusuk putihnya tulang,
menembus coklat dan lapis tipis ari-ari yang merekat.
Hembusannya mensaksi kebisuan.
Kesepian melada dan entah apa gantinya kelak. Gontai rasa bimbang lara.
********
Berjalan teruslah harus berjalan, melangkah teruslah tak kan ada henti.
Merasa dan teruslah bersama.
Inilah waktu, inilah masa..
Semua terjadi karena ada Sang Maha Pemilik Rencana.
Suatu siang menjelang sore dering telpon menyampaikan berita harus datang esok hari.Selembar kertas mendarat ditangan. Rasa tak percaya. Senang dan sedih menyatu. Bercampur tanpa duga, tanpa tanda dan berita.
Sebuah harapandan ingin selalu dalam ucapan syukur.
Saudaraku,
Sahabatku,
Ini bukanlah perpisahan tapi bagian dari penggalan sebuah perjalanan.
********
)memposting yang terserak plus pinjem foto dari om Google
*d-wee
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H