Lihat ke Halaman Asli

Byanda Lutfi Hawa

Content Writer

Kualitas Udara Menurun: Jaga Diri, Jaga Lingkungan, Jaga Jakarta!

Diperbarui: 21 Juni 2023   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Megapolitas.kompas.com

Belakangan ini banyak beredar unggahan warganet yang menampakkan langit gelap tapi bukan pertanda hujan, melainkan penumpukan polusi yang ada di langit Jakarta. 

Melansir dari laman PPID DKI Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengungkapkan, memasuki musim kemarau yang terjadi pada bulan Mei hingga Agustus menyebabkan penurunan kualitas udara di wilayah DKI Jakarta yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi partikel udara atau PM2.5. 

Hal tersebut terjadi karena curah hujan dan kecepatan angin rendah mengakibatkan PM2.5 akan terakumulasi dan melayang di udara dalam waktu yang lama. Sementara itu, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh arus angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.

Jika kita cermati, hal ini sangat wajar terjadi karena ulah manusia dengan aktivitasnya yang tidak jarang menyebabkan pencemaran udara. Pertumbuhan industri yang pesat dan kurangnya pengawasan terhadap emisi industri mengakibatkan pelepasan polutan yang mencemari udara, khususnya di Jakarta. 

Pabrik-pabrik yang tidak mematuhi standar emisi dan penggunaan energi fosil yang berlebihan menjadi faktor utama dalam polusi udara di ibu kota.

Salah satu penyumbang utama polusi udara di Jakarta adalah lalu lintas kendaraan yang padat. Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat menjadi faktor dominan dalam pelepasan emisi gas buang.

Knalpot kendaraan yang tidak terkontrol, bahan bakar yang rendah mutu, serta kepadatan lalu lintas yang berlebihan semakin memperburuk kualitas udara. 

Selain itu, penanganan sampah yang tidak efektif juga membutuhkan perhatian khusus. Pembakaran sampah terbuka menghasilkan asap yang mengandung polutan berbahaya, termasuk partikel-partikel mikro dan gas beracun. 

Pembakaran sampah yang tidak terkontrol ini bukan hanya merusak kualitas udara, tetapi berdampak langsung pada kesehatan masyarakat yang terpapar dengan polusi tersebut.

Pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan manusia, seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, batuk, sesak napas, hingga masalah kesehatan yang lebih serius seperti asma, kanker paru-paru, dan penyakit jantung. Selain itu, pencemaran udara juga dapat merusak lingkungan dan mengganggu kehidupan hewan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline