Lihat ke Halaman Asli

Menghidupkan Etika Retorika

Diperbarui: 1 Juli 2024   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar /dokpri

Oleh Syamsul Yakin dan Cyrus Nurrahman Ali (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dalam praktiknya, retorika dan dakwah harus menjunjung tinggi adab. Kita perlu memilih apa yang baik dan meninggalkan yang buruk. Ini berlaku untuk keduanya, baik bagi yang menyampaikan (orator dan dai) maupun yang menerima (audiens dan mad'u).

Secara umum, adab dalam Islam adalah aturan sopan santun yang diambil dari al-Qur'an. Adab ini dipakai untuk menjalin komunikasi dialogis antara manusia. Dalam Islam, adab lebih tinggi posisinya dibandingkan dengan ilmu.

Dalam komunikasi Islam (dakwah), kesopanan, keramahan, dan budi pekerti lebih diutamakan. Jadi, dalam komunikasi Islam, yang penting bukan hanya hasil, tapi juga prosesnya. Di sinilah letak pentingnya adab dalam retorika dakwah.

Dalam Islam, adab dan akhlak itu berbeda. Adab adalah aturan yang mengikat, sedangkan akhlak adalah tindakan spontan tanpa paksaan. Akhlak adalah respons alami. Dalam retorika dakwah, adab lebih tepat digunakan karena bersifat mengikat.

Sementara itu, akhlak atau respons spontan dari orator atau dai muncul dengan sendirinya saat ceramah atau pidato. Ini bukan karena terikat aturan agama atau budaya, direncanakan, atau dibuat-buat. Namun akhlak bisa dipelajari, diulang-ulang, dan dibiasakan.

Secara aksiologis, adab bermanfaat bagi orator dan dai karena membantu mereka menjadi manusia yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan waktu dan tempat tertentu. Ini yang disebut ethos dalam ilmu retorika yang juga mempengaruhi audiens.

Berdasarkan penjelasan di atas, adab retorika bisa dipahami sebagai berikut. Pertama, adab adalah aturan mengenai kesopanan, keramahan, dan budi pekerti saat berbicara untuk mengajak orang berbuat baik. Aturan ini ditujukan kepada orator atau dai.

Kedua, adab retorika dakwah adalah aturan mengenai apa yang baik dan buruk yang harus dipatuhi saat berdakwah atau berpidato. Penekanan adab retorika dakwah adalah menjaga diri dari kesalahan.

Ketiga, adab retorika dakwah mencerminkan baik dan buruknya dai dan orator yang tampil di semua media, baik di panggung dan mimbar (media tradisional), radio dan televisi (media konvensional), maupun di media sosial (new media).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline