Lihat ke Halaman Asli

CYRILLE 52

Mahasiswa

Hari Ibu adalah Momen yang Tepat untuk Mencurahkan Rasa Sayang kepada Seorang Ibu

Diperbarui: 5 Januari 2023   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kelompok 52 mahasiswa UIN Maliki Malang yang melaksanakan KKM di Desa Ardimulyo Kecamatan Singosari merayakan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember 2022 dengan penuh rasa bahagia.

Di Indonesia, Hari Ibu tidak dirayakan dengan cara yang sama seperti di negara lain. Sejarah mengungkapkan bahwa penetapan Hari Ibu di Indonesia merupakan titik balik perjuangan perempuan untuk berpartisipasi dalam upaya mencapai kemerdekaan sekaligus gerakan sporadis perempuan Indonesia sebagai sumber daya potensial dalam pembangunan dan beberapa bidang kehidupan lainnya. Perayaan Hari Ibu (PHI) juga merupakan cara untuk terus mengingatkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan bahwa perempuan, yang merupakan lebih dari separuh populasi negara, adalah inti dari negara ini.

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya wanita Indonesia, memperingati Hari Ibu selalu menjadi momen yang penting. Hari Ibu tidak hanya dirayakan untuk menunjukkan apresiasi kepada sosok ibu yang telah memberikan begitu banyak untuk seluruh masyarakat Indonesia, tetapi juga berupaya untuk menginspirasi semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk memperhatikan dan mengakui nilai kehadiran perempuan di segala bidang perkembangan. Di Indonesia, merayakan Hari Ibu hari ini terutama tentang menunjukkan cinta dan terima kasih kepada ibu dan bertepuk tangan untuk ibu. Kado spesial, merangkai bunga, memberikan hadiah untuk para ibu, lomba kuliner, mengenakan kebaya, dan meringankan ibu dari beban pekerjaan rumah tangga sehari-hari menjadi beberapa rangkaian acara peringatan tersebut.

Dokpri

Pada acara peringatan Hari Ibu di Desa Ardimulyo ini dilaksanakan dengan beberapa kegiatan, diantaranya terdapat Lomba Fashion Show untuk anak usia dini, kemudian pembacaan puisi Hari Ibu oleh saudari Riesta, selanjutnya penyerahan bunga sebagai simbolis tanda untuk mencurahkan rasa kasih sayang kepada sosok ibu, pada saat penyerahan bunga, beberapa dari Mahasiswa meneteskan air mata karena terharu dan rindu akan sosok ibu yang jauh dari perantauan. Namun, momen itu sedikit mengobati akan rindu seorang Ibu. Selanjutnya, acara ditutup dengan bernyanyi bersama-sama.

Dokpri

Ibu itu bagaikan pahlawan untukku. Dia merawatku sejak kecil sampai sekarang tanpa mengeluh. Saat aku sedih, ibu selalu menghiburku. Ibu sering mengajariku pelajaran sekolah jika aku tidak mengerti suatu pelajaran dan juga memotivasiku untuk semangat belajar. Saat kita mengalami kesulitan, ibu selalu membimbing dan membantuku.

Ibu selalu memperlakukan kita dengan baik, sabar, dan penuh kasih sayang. Walaupun terkadang ibu memarahiku, aku tahu itu demi kebaikan kita sendiri. Ibu memarahi atau menasihati kita bukan karena ibu tidak menyayangi kita, namun karena ibu sayang pada kita. Ibulah yang melahirkan kita ke dunia ini. Coba bayangkan kesulitan yang ibu rasakan selama mengandung kita dan melahirkan kita. Kita harus hormat dan sayang pada ibu. Bagiku, ibu sudah seperti dunia kita. Tak ada seorang pun yang memiliki sebuah kesabaran seperti yang dimiliki ibu kita.

Terima kasih, Ibu. Jasamu sangat berarti bagi hidupku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline