Modul 2.2 menyajikan sebuah materi yang menjawab secara langsung persoalan-persoalan pembelajaran yang sedang dialami guru masa kini. Modul 2.2 menginspirasi para guru untuk mengenal anak secara dekat dan mendalam sebelum memulai proses pembelajaran. Modul 2.2 ini mengantar para guru untuk bagaimana penglolaan kelas yang efektif agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal.
Guru sudah dengan persiapan yang matang mulai dari RPP, Bahan Ajar, Konten Pembelajaran, LKPD, sampai pada rubruk penilaian tetapi semuanya akan sia-sia jika diawal pembelajaran peserta didik tidak disiapkan secara baik untuk menerima pelajaran. Untuk itu dalam modul 2.2 dengan materi pembelajaran sosial emosional akan mengantar para guru menuju pintu solusimengatasi masalah ketidaksiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan berbagai persoalan seperti lapar, stress, marah, cemas, takut, sedih dan situasi lainnya.
Dari pengalaman sebagai guru ketika di jam pelajaran terakhir konsentrasi peserta didik di dalam kelas sudah berkurang peserta didik mulai lelah karena belajar dari pagi, ditambah dengan kondisi tubuhnya yang mulai lemas karena lapar dan kondisi emosional peserta didik lainnya. Dalam situasi emosional seperti ini peserta didik berharap guru dapat memberikan rasa nyaman, aman dan suasana yang menyenangkan selama proses pembelajaran. Lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan akan meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologi peserta didik yang didukung dengan pengembangan 5 kompetensi sosial emosional.
Selain itu, sebagai guru harus mampu membawa peserta didik untuk secara penuh dalam proses pembelajaran. Untuk meminimalisir segala persoalan kesiapan belajar peserta didik, setelah mempelajari modul ini, saya selalu mengawali proses pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional dimana setiap peserta didik mengungkapkan perasaannya pada papan emoji. Dengan hal ini, sebagai guru saya sudah mengetahui situasi batin peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
Dalam penerapan PSE seperti di gambarkan diatas, namun masih banyak kekurangan yang harus direfleksikan dan dibenahi agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih aman, nyaman dan menyenangkan. Untuk mengatasi hal tersebut saya akan merubah pola pengajaran PSE yang selama ini terintegrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akan saya kembangkan beberapa opsi pelaksanaan yakni pengajaran secara ekspilit, penciptaan iklim dan budaya sekolah serta penguatan kompetensi sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini sudah tentu pasti tidak dapat saya laksanakan sendiri tetapi butuh kolaborasi dengan rekan guru dan pihak lain serta dukungan penuh dari pimpinan sekolah.
Selain pelaksanaan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) untuk mengembalikan konsentrasi peserta didik dalam belajar yakni dengan teknik STOP. Teknik STOP ini memiliki beberapa langkah yakni 1) Stop (Berhenti dari segala kesibukan) 2) Tarik Napas dalam-dalam 3) Amati dan Rasakan setiap perubahan yang terjadi di sekitar dan 4) Melanjutkan Aktifitas. Teknik STOP ini jarang saya terapkan karena berdasarkan pemahaman saya hal ini bersifat situasional, sehingga tidak dimuat dalam rencana pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H