Lihat ke Halaman Asli

Gizi Buruk dan Kurang pada Balita 0-59 Bulan

Diperbarui: 25 Maret 2020   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2017, Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U). Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan di Indonesia adalah 3,8%, sedangkan persentase gizi kurang adalah 14%.

Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil PSG tahun 2016 yaitu persentase gizi buruk pada balita usia 0-59 bulan sebesar 3,4% dan persentase gizi kurang sebesar 14,43%. Provinsi dengan persentase tertinggi gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur, sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Bali.

Berdasarkan Jurnal FAKTOR RISIKO PENYEBAB TERJADINYA STUNTING PADA BALITA UMUR 12-59  BULAN DI KELURAHAN KAMPUNG BARU KEC. LUBUK BEGALUNG TAHUN 2015 Gizi buruk dan kurang pada Balita 0-59 bulan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :  

1.Pola asuh ibu, keadaan gizi di pengaruhi oleh kemampuan ibu menyediakan pangan yang cukup untuk anak serta pola asuh yang di pengaruhi oleh faktor pendapatan keluarga, pendidikan, perilaku dan jumlah saudara.
2. Faktor ekonomi, Status ekonomi secara tidak langsung dapat mempengaruhi status gizi anak, sebagai contoh: keluarga dengan status ekonomi baik bisa mendapatkan pelayanan umum yang lebih baik, maka akan berdampak positif terhadap status gizi anak (Anisa, 2012).
3. Riwayat penyakit infeksi, balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi memiliki resiko Gizi buruk dan kurang karena ketahanan tubuh yang menurun akibat riwayat penyakit infeksi tersebut.
4. Pendidikan orang tua,  Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Eastwood, 2003).
5. Pemberian ASI eksklusif, Balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko yang lebih besar daripada Balita yang mendapatkan ASI eksklusif.
6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan, masyarakat dan keluarga yang tidak memanfaatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan dengan baik akan berdampak pada status gizi anak.

Untuk mengurangi permasalahan Gizi buruk dan kurang pada Balita 0-59 bulan ada beberapa solusi yang dapat di terapkan yaitu :
1. Melakukan penyuluhan khususnya kepada Ibu rumah tangga mengenai Gizi seimbang pada Balita agar Ibu rumah tangga bisa melakukan pola asuh yang baik dan tepat kepada balita.
2. Bekerja sama dengan pemerintah untuk memperhatikan perekonomian masyarakatnya .
3. Menegaskan Petugas kesehatan terutama kader posyandu untuk meningkatkan monitoring pertumbuhan balita di posyandu untuk mengurangi  risiko terjadinya gizi buruk dan kurang pada balita.
4. Membuat program atau kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, menumbuhkan sikap dan menciptakan perilaku hidup sehat dengan Gizi Seimbang.
5. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif.
6. Meningkatkan kesadaran orang tua untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah di sediakan.

Marilah menjadi keluarga yang cerdas dan cermat dalam memperhatikan kebutuhan dan pertumbuhan anak untuk mengurangi resiko Gizi buruk dan kurang pada Balita 0-59 bulan, karena pada masa balita sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, apabila pada masa balita ini terbengkalai maka akan mempengaruhi pertumbuhan anak selanjutnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline