Lihat ke Halaman Asli

Waspada Darwinisme (Bagian I)

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menanggapi tulisan yang dibuat oleh Mas Ican, mengenai Bermain mata dengan Tuhan : Baby designer, saya sedikit tertegun dan merenung setelah membaca tulisan tersebut. Seperti kiranya kita ketahui dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan cepat telah memungkin adanya ide dan solusi dalam melahirkan genome-genome yang terpilih. Namun dari semua itu saya ingat mengenai tulisan yang mungkin ada kaitannya dengan fenomena Baby designer tersebut, tanpa ingin mengurangi rasa hormat terhadap mas Ican, saya ingin memberikan tanggapan yang kritis terhadap tema yang telah diangkat.

Adanya modifikasi gen akhir-akhiri ini menjadi topik yang sangat menarik untuk dikaji. Inovasi ni sebenarnya sudah dilakukan dan ditemukan sejak abad 18-19. Keunggulan dari penemuan ini adalah, besarnya kemungkinan genome yang akan dilahirkan memiliki kesempurnaan yang diharapkan, tanpa cacat, tanpa penyakit, tanpa kekurangan dan semuanya serba unggul.

Saya sangat tertarik dengan pertanyaan "Bisakah kita memiliki keturunan yang mumpuni dan nyaris sempurna?”.Jawabannya, terlepas dari masalah etika, sangat bisa!, yaitu melalui proses yang disebut, designer baby". Hal inilah yang mendasari dari adanya keinginan untuk mengkaji lebih lanjut. Namun pernahkah kita berpikir bahwa hal ini didasari dari Darwinisme yang sudah mengakar dan memiliki banyak pengikut yang sangat fanatik hingga saat ini? Darwinisme telah merasuki dari setiap liku-liku kehidupan kita. Saya akan berusaha mencoba membuat benang merah antara kaitan Designer Baby dengan Darwinisme.

Dasar pijakan dari inovasi tersebut adalah konsep "Eugenics". Eugenics berarti "perbaikan ras manusia" dengan membuang orang-orang yang berpenyakit dan cacat, serta memperbanyak individu yang sehat. Menurut teori Euginics, ras manusia bisa diperbaiki dengan cara yang sama sebagai hewan berkualitas baik dapat dihasilkan melalui perkawinan hewan-hewan yang sehat. Hal tersebut dapat diduga bahwa pendukung Euginics adalah Darwinis. Jelas bahwa teori Euginics adalah akibat alamiah dari Darwinisme. Fakta ini juga sudah sangat jelas dipublikasikan dalam literatur dan journal-journal ilmiah dengan kutipan yang berbunyi " Euginics adalah pengaturan mandiri evolusi manusia".

Lantas, apakah proyek "Designer Baby" atau Konsep "Euginics" akan terulang seperti pada negara Jerman?. Maaf sebelumnya jika saya kaitkan dengan Jerman, karena negara tersebut memiliki atmosfir mengenai Euginics yang kental.

Bagaimana menurut pembaca? apakah akan berdiam diri, atau berlomba mencari literatur yang akan meramaikan topik kali ini?

Tunggu tulisan saya berikutnya di "Euginics dan Bangsa yang Unggul"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline