Lihat ke Halaman Asli

Biodigester di Desa Sriwulan, Limbangan, Kendal: Solusi Cerdas Pengelolaan Kotoran Sapi Kelompok Tani Ngudi Kawruh menjadi Biogas untuk Mendukung UMKM

Diperbarui: 26 Juli 2024   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Desa Sriwulan yang terletak di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal telah lama menghadapi permasalahan limbah kotoran sapi yang belum terkelola dengan baik. Hal ini menjadi peluang bagi Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Bagi Dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) Tahun 2024 yang dipimpin oleh Dr. Astrilia Damayanti, S.T., M.T. beranggotakan Dr. M. Burhan Rubai Wijaya, M.Pd., Arie Taveriyanto, S.T., M.T., Ima Winaningsih, S.T., M.T., dan dibantu empat mahasiswa (Luvena Salsabila, Anfita Aulia Sakinah, Kautsar Taqi Imanullah, dan Cyeva Primahasta) berinisiatif untuk menunjukkan kepeduliannya guna menciptakan lingkungan yang ramah dan bernilai ekonomi bagi masyarakat setempat.

Kegiatan pembangunan biodigester ini bertujuan bisa untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas (gas metana) juga dapat menjadi pupuk organik dari bak outlet. Langkah pertama adalah pembuatan biodigester (Gambar 1), yang dikerjakan bekerja sama dengan Kelompok Tani Ngudi Kawruh, terdiri dari saluran intake, bak pencampur, dome fermentasi, dan bak outlet.

(a) Dokumentasi Pribadi

(b) Dokumentasi Pribadi

Gambar 1. Pembuatan biodigester kotoran sapi (a) proses (b) hasil

Setelah proses pembangunan biodigester selesai, dilanjutkan dengan pengisian dome berupa kotoran sapi terhadap air dengan rasio 1:1 yang sebelumnya tercampur di bak pencampur. Selanjutnya, proses fermentasi dibiarkan berlangsung 7 hari. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di rumah tangga  diantaranya untuk memasak air (Gambar 2), sehingga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang lebih mahal.

(a) Dokumentasi Pribadi

(b) Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. memasak air menggunakan biogas (a) rangkaian kompor dan pipa pralon dari biodigester ke kompor (b) nyala api

Desa Sriwulan juga memiliki Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bernama Arenan Kalikesek yang berada di empat lokasi dengan produk berupa tiwul, kolang-kaling, gula aren, dan kopi. Keempat UMKM ini menggunakan Liquified Petroleum Gas (LPG) sebagai bahan bakar untuk produksi. Letak biodigester dengan area UMKM sekitar 1 km sehingga Tim Pengabdi Unnes merancang sistem penyimpanan dan distribusi biogas yang inovatif, fleksibel dan mudah dibawa yaitu memanfaatkan ban dalam (Gambar 3).

(a) Dokumentasi Pribadi

(b) Dokumentasi Pribadi

Gambar 3. Pengisian biogas ke ban dalam dan terhubung dengan kompor (a) belum penuh  (b) semakin penuh

Selain itu, residu padat yang tersisa dari proses farmentasi (bak outlet) dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas pertanian lokal (Gambar 4).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline