Tahun 2019-2020 merupakan tahun yang sangat menyedihkan. Kenapa? Karena di tahun itu kita dihadangkan oleh pandemic yang cukup banyak menelan banyak korban jiwa. Corona atau COVID-19 merupakan wabah yang sangat mengerikan karena cepat menyebar ke belahan di dunia termasuk Indonesia. penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS_CoV-2 ini, pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei China pada Desember 2019.
Virus Corona atau COVID-19 ini merupakan virus yang menyebabkan flu biasa, dan virus yang menyebabkan infeksi lebih serius seperti sindrom pernapasan akut (SARS). Akibat dari virus COVID-19 mengubah kebiasaan hidup kita sebagai makhluk social menjadi makhluk individu yang biasanya kita berinteraksi dan beraktivitas di luar rumah. Namun, kebiasaan itu berubah semenjak pandemic ini melanda.
Dilansir dari tirto.id (27/04/2020) bahwa update pasien yang postiif COVID-19 di Indonesia sebanyak 7.180 jiwa, Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 210.119 jiwa bertambah 1.159 setiap 24 jam terakhir. Sedangkan pasien yang sembuh sebanyak 1.151 jiwa. Oleh karena itu pemerintah menerapkan Physical Distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan adalah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 karena penyebaran COVID-19 ini melalui kontak langsung dengan orang yang positif COVID-19. Sehingga, masyarakat harus mengurangi kegiatan interaksi secara langung dengan orang lain.
Karena penerapan PSBB membuat semua kegiatan offline menjadi online seperti kuliah online dari rumah, mengajar online dari rumah, belanja online dari rumah, bertemu via online bahkan berkdawah pun dilaksanakan melalu online atau biasa disebut dengan WFH (working From Home) yang didukung dengan kemajuan teknologi 4.0 ini. Dengan pemanfaatan media social membuat semuanya terasa lebih mudah.
Pemanfaatan media social untuk berdakwah di masa COVID-19 pun cukup efektif untuk dilakukan. Karena sebagai kaum muslimin dan muslimat, berdakwah merupakan kewajiban untuk tetap menjauhkan dan mengingatkan kita dari sifat keji dan kemunkaran. Setiap individu dari umat Islam dianggap sebagai penyambng tugas Rasulullah SAW. Untuk menyampaikan dakwah
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)
Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa sebaik-baiknya umat dan orang-orang yang bermanfaat bagi manusia yaitu orang yang memerintahkan kepada ma’ruf (hal kebaikan) dan mencegah kemunkaran ( keburukan) . oleh karena itu, mulianya umat muslim dengan berdakwah.
Adanya PSBB karena wabah virus COVOD-19 ini tentu membuat gerak kegiatan dakwah terbatas yang biasanya dilakukannya dengan kajian-kajian di berbagai masjid, ceramah di berbagai tempat dan lain-lain. Kebijakan pemerintah ini pun sangat didukung oleh para tokoh Agama yang lebih mengedepankan situasi di rumah aja (Stay At Home) ini menggunakan media social sebagai sarana berdakwah.
Apa pun masalahnya, apa pun keaadaannya berdakwah merupakan tugas wajib kita sebagai kaum muslimin wal muslimat. Tidak ada alasan yang kuat untuk menghentikan berdakwah. Setiap muslim berkewajiban untuk menyampaikan dakwah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa dakwah adalah jalan hidup seorang mukmin ang senantiasa mewarnai setiap perilaku dan aktivitasnya.
Kita bisa menyaksikan para tokoh Agama menerangkan tentang hadits dan dalil Allah melalui media social agar tetap mengukuhkan dan menambah wawasan iman kita sehingga dalam situasi seperti ini kita tetap bisa hidup tentram dan damai. Oleh karena itu, pemanfaatan media social seperti Youtube, Facebook, Instagram, WhatsApp dan lain lain sangat menunjang untuk menyebarkan kebaikan dan mencegah kemunkaran.