Lihat ke Halaman Asli

Cut Kharisa Maharani

23107030083 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

Kasur Pasir VS Kasur Biasa: Kenyamanan Unik Manusia Pasir

Diperbarui: 7 Juni 2024   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://tabloidsuksesinasional.com

“Lebih suka tidur di pasir, enak lembut”
“kasurnya, kasur pasir”
“sakit pinggang lah, sakit apa kalau kena pasir bakalan sembuh”

Begitulah jawaban masyarakat setempat ketika ditanya lebih nyaman tidur di kasur atau pasir. Menurut mereka, sakit pinggang atau penyakit lainnya bisa sembuh jika tidur di atas pasir.

Kampung Pasir yang terletak di Kabupaten Sumenep ini memang dikenal dengan kebiasaan unik warganya yang tidur dan beraktivitas di atas pasir. Kebiasaan ini telah menjadi adat istiadat yang diwariskan selama ratusan tahun oleh warga Legung Timur, Legung Barat, hingga warga Dapenda. Di sini, pasir bukan hanya digunakan di dalam rumah, tetapi juga di halaman dan beberapa tempat lainnya untuk bersantai bersama keluarga dan tetangga.

Mereka percaya bahwa tidur di atas pasir lebih nyenyak dibandingkan tidur di kasur. Bahkan, hingga saat ini, masih ada ibu-ibu yang melahirkan bayinya di atas ranjang pasir dengan bantuan dukun bayi atau bidan. Sebagian besar anak-anak dari tiga desa ini dilahirkan di atas pasir. Sejak kecil, mereka juga bermain dan bertumbuh kembang di atas pasir sehingga tidak heran kalau ada yang menyebut mereka sebagai "manusia pasir." Kampung ini dihuni oleh sekitar 500-600 orang.

Aktivitas Keseharian Warga Setempat

Aktivitas keseharian masyarakat di sini sebagian besar melibatkan pekerjaan sebagai buruh nelayan dan pedagang, sementara beberapa lainnya merantau ke daerah lain untuk mencari nafkah. Di halaman rumah warga, debu pasir yang berhamburan tidak dianggap sebagai kotoran.

Bagi penduduk kampung ini, pasir adalah benda bumi yang tidak bisa diremehkan. Mereka percaya bahwa pasir memiliki kekuatan penyembuhan dan memberikan efek relaksasi. Meskipun begitu, agar lebih nyaman, mereka tetap menggunakan bantal dari kapas atau kapuk untuk menjaga agar rambut tetap bersih dari butiran pasir. Selain itu, pasir di desa ini juga mampu membuat suhu di dalam ruangan menjadi lebih sejuk saat cuaca sedang panas.

Sebelum digunakan, pasir biasanya diayak terlebih dahulu menggunakan alat penyaring agar material kecil seperti kerikil dan sisa cangkang hewan laut bisa dipisahkan. Hal ini dilakukan agar kenyamanan saat menggunakan pasir tetap terjaga.

Jika Anda berkunjung ke Sumenep, Anda wajib mengunjungi Kampung Pasir ini. Selain bisa merasakan sendiri nikmatnya tidur di atas pasir, Anda juga dapat mempelajari bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap pasir di desa ini dan bagaimana pasir menjadi bagian penting dari kehidupan mereka sehari-hari.

Kampung Pasir tidak hanya menawarkan pengalaman unik tidur di atas pasir, tetapi juga menunjukkan bagaimana tradisi dan kepercayaan bisa bertahan dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Di sini, pasir bukan hanya sekadar benda mati, melainkan bagian integral dari budaya dan keseharian mereka.

Kebiasaan tidur di atas pasir ini mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tetapi bagi penduduk Kampung Pasir, ini adalah warisan berharga yang mereka jaga dengan penuh kebanggaan.

Asal-Usul Kampung Pasir

Asal usul pasir di desa ini juga menarik untuk diketahui. Menurut warga setempat, pasir ini berasal dari sekitar Pantai Lombang yang memiliki tekstur lembut, bersih, dan mengkilap. Saat hujan turun, pasir biasanya akan basah, namun dengan cepat kering kembali setelah terkena terik matahari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline