Lihat ke Halaman Asli

Cut Kharisa Maharani

23107030083 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

Gen Z: Menikah Bukan Prioritas!

Diperbarui: 2 Juni 2024   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pinterest.com/pin

"Pengen sih nikah, tapi ntar dulu"
"Mau bangun karir dan dan have fun dulu, mumpung masih muda"

Begitulah hasil menurut survei yang dilakukan oleh CNBC-How Gen Z rewriting dating, marriage and family plans for their 20s :'i have so much stuff i have to worry about'


Selama sepuluh tahun terakhir, makin kelihatan fenomena kalau Gen Z banyak yang menunda untuk menikah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari total 65,82 juta orang muda, sekitar 68,29 persen dari mereka masih single alias belum menikah.
Pemuda dalam data ini adalah mereka yang usianya antara 16-30 tahun pada tahun 2022, atau yang lahir antara 1992 dan 2006. Jadi, generasi ini juga termasuk Gen Z yang lahir antara 1997 dan 2012. Data ini menunjukkan kalau sebagian besar anak muda, terutama Gen Z, lebih milih untuk menunda pernikahan.

Kenapa sih Gen Z nolak menikah? Gen Z beneran takut nikah? Kenapa mereka bisa berpikiran begitu?

1. Lebih aware

Sekarang ini, banyak anak muda yang makin sadar kalau nikah itu nggak cuma soal pesta meriah atau status di media sosial. Mereka paham banget kalau menikah itu tanggung jawabnya gede banget, nggak bisa main-main. Ngurusin rumah tangga, keuangan, bahkan sampai urusan anak, semua butuh komitmen dan kerja keras.

Selain itu, mereka juga makin hati-hati dalam memilih pasangan. Bukannya nggak mau punya pacar, tapi mereka sadar banget kalau calon istri atau suami harus bener-bener cocok. Soalnya, nikah itu taruhannya seumur hidup. Nggak mau kan, hidup susah gara-gara salah pilih pasangan?

Jadi, buat Gen Z, nikah itu lebih dari sekadar romantisme. Mereka lebih aware kalau hubungan yang sehat dan harmonis itu perlu usaha dari kedua belah pihak. Makanya, sebelum memutuskan buat nikah, mereka lebih memilih untuk kenal lebih dalam dan memastikan kalau calon pasangan bener-bener sejalan dalam banyak hal.

2. Trauma

Beberapa dari kita mungkin punya pengalaman ngeliat ortu yang pernikahannya nggak se-sehat dan se-happy itu. Kadang, kita ngeliat mereka berantem, saling diem-dieman, atau bahkan pisah jalan. Hal-hal kayak gini bikin kita lebih berhati-hati dan nggak pengen buru-buru nikah.

Banyak dari kita yang milih buat fokus dulu ke diri sendiri. Mau 'ngeberesin' luka batin yang ada dan berdamai sama masa lalu. Soalnya, kita ngerti kalau bawa masalah dari masa lalu ke hubungan baru cuma bakal bikin semua tambah rumit. Makanya, self-healing dan cari kebahagiaan sendiri jadi prioritas.

Selain itu, kita juga mau nikah dengan keadaan mental yang sehat dan stabil. Nggak mau kan, masalah pribadi kita jadi beban buat pasangan nantinya. Jadi, sebelum mikirin nikah, kita lebih milih buat kenal lebih dalam sama diri sendiri, nyari passion, dan pastiin kalau kita bener-bener siap lahir batin buat membangun rumah tangga yang bahagia.

3. Self-Discovery

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline