Pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak menjadi salah satu isu yang genting karena marak terjadi akhir-akhir ini. Anak-anak seringkali menjadi sasaran pelaku pelecahan seksual dikarenakan anak-anak cenderung lebih lemah dan tidak mampu melakukan perlawanan seperti orang dewasa. Selain itu, tidak sedikit pula anak-anak korban pelecehan seksual yang tidak menyadari bahwa dirinya merupakan seorang korban karena tidak memiliki pemahaman yang baik akan privasi diri.
Bermula dari keresahan yang ada, tim KKN Universitas Diponegoro 2022 di Desa Pasuruhan, Mertoyudan, Magelang terkhusus dari mahasiswa Fakultas Psikologi melakukan kegiatan edukasi bersama "Petusi" yakni Pengenalan Tubuh dan Privasi. Program ini merupakan upaya edukasi pengenalan privasi anggota tubuh serta penjagaan diri. Tujuan dari program ini sebagai langkah preventif dalam mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap anak yang semakin marak terjadi belakangan ini. Pengenalan tubuh dan privasi merupakan hal dasar dalam pencegahan pelecehan seksual. Output utama yang ingin diraih dari program ini adalah mampu membentuk kesadaran dan pemahaman kepada anak-anak bahwa mereka memiliki privasi dan terdapat beberapa bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh sembarangan orang lain. Selain itu, disampaikan pula mengenai hal yang perlu dilakukan ketika mendapatkan sentuhan atau perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain. Program ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dan kemandirian dalam menjaga diri.
Program edukasi ini dilaksanakan melalui beberapa sarana seperti lagu dan permainan edukatif yang memuat tentang privasi anggota tubuh serta tindakan yang tepat dalam menjaga diri bagi anak usia dini. Lagu serta gerakan yang diterapkan bersumber dari SEMAI ORG. Inti dari edukasi ini adalah penegasan mengenai bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan bagian tubuh lain yang tidak boleh disentuh. Target dari program ini adalah anak usia 6-10 tahun. Penyampaian materi dilakukan menggunakan metode bernyanyi supaya lebih mudah dipahami oleh anak-anak dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain sebagai edukasi bagi anak-anak, program ini diharapkan mampu menghapus stigma mengenai pendidikan seksual sehingga pendidikan seksual tidak lagi tabu untuk diajarkan. Program ini disambut baik oleh orang tua anak-anak karena memang terdapat kehawatiran dalam diri orang tua dikarenakan berita-berita mengenai pelecehan anak yang sering terjadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H