Lihat ke Halaman Asli

Fraksi Pilkada Gelar Diskusi Publik Perdana

Diperbarui: 27 Maret 2016   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banda Aceh – Forum Aksi Bersih Pilkada Aceh (FRAKSI PilkadA) menyelenggarakan Diskusi Publik di 3 in 1 Coffee, Lampineung, Sabtu (26/3). Diskusi yang bertemakan “Upaya akademisi dalam mewujudkan Pilkada Aceh yang etis dan humanis.” ini dimulai pada pukul 16.50 WIB.

[caption caption="26 Maret 2016"][/caption]

Konsep diskusi santai sambil ngopi ini dipanelkan oleh beberapa pemateri, di antaranya adalah Fuad Mardhatillah (Peneliti Senior Aceh Institute), dan Fajran Zain, Ph.D. (Dosen FISIP UIN Ar-Raniry), dan dipandu oleh Fakhrul Radhi (Pimpinan Redaksi klikkabar.com) selaku moderator.

Dalam materinya, Fuad Mardhatillah memaparkan bahwa pemasangan baliho, spanduk, dan alat kampanye lainnya adalah stratejik pemenangan dengan konsep pembohongan publik, siapa yang lihai memainkan kebohongannya, maka dia yang akan memperoleh kemenangan. Serta membuat statement-statement sebagai pakta integritas oleh seorang kandidat atau calon. 

Sebagai seorang yang kritis, kita haruslah menjadi seorang yang berani melapor terhadap tindakan-tindakan berdosa, salah satunya seperti perilaku money politic. Dewasa ini banyak pemimpin yang tidak sadar terhadap apa yang harus mereka lakukan ketika memasuki dunia politik.

Kemudian pemaparan kedua dilanjutkan oleh Fajran Zain, ia menyatakan bahwa pemilu penting untuk dimonitor, karena monitor adalah alat penguat demokrasi. Sebuah pemilu yang dipantau secara profesional, kredibel, dan independen akan menghasilkan pemilu yang efektif dan tepat sasaran.

Banyak sekali kandidat yang salah dalam menyalahgunakan teknik kampanye. Salah satu contohnya adalah di mana alat transportasi umum seperti Trans Kutaraja sudah terdapat stempel atau poster yang terpampang foto kandidat Muzakkir Manaf. 

Dahulu, tarik-menarik kepentingan antara Parnas dan Parlok sering terjadi, namun kini tarik-menarik itu terjadi antara Parlok. Banyak terjadi kejanggalan dan kecurangan di daerah-daerah dan sudah menjadi rahasia umum, namun banyak masyarakat takut untuk melaporkan karena adanya intimidasi dari beberapa oknum-oknum parlok.

“Saya sendiri jika ada masyarakat yang bertanya akan memilih siapa pada Pilkada nanti, saya tidak menyatakan memilih siapa, namun saya akan menjelaskan plus-minus dari masing-masing kandidat.” Tambahnya. 

Beberapa aktivis yang berbekali pengalaman politik, banyak yang masuk dalam sistem beberapa partai nasional maupun lokal. Sayangnya banyak elit-elit politik dan elit-elit pendidik yang membodohi dan menggunakan mereka untuk kepentingan politik praktis. 

Salah seorang audien, Ibu Ristika (Dosen FISIP UIN Ar-Raniry) ikut berbicara, bahwasanya ia sedang meneliti tentang money politic, ada fakta yang terbalik di sini. Partai Aceh selaku Parlok banyak menggunakan money politic, dan menggunakan modal sejarah sebagai pejuang pada saat masa DOM untuk menggelabui masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline