Layaknya sebuah negara kepulauan (archipelago) yang dikelilingi lautan, sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya merasa tenang untuk berkeliling seantero Nusantara baik itu diwilayah daratan maupun diwilayah lautan. Namun maraknya aksi penculikan terhadap WNI yang berada dilautan terutama yang berada diwilayah perairan Malaysia akhir-akhir ini sangat memiriskan hati. Banyak TKI legal yang bekerja di Malaysia dan kebetulan berkecimpung dibidang kelautan menjadi tidak tenang dalam mencari nafkah akibat kejadian penculikan tersebut.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah kejadian perompakan diikuti penculikan ABK terhadap dua buah kapal ikan berbendera Malaysia dengan nomor SSK 00520 F dan SN 1154/4/F diwilayah perairan Kretam sekitar 13 sampai dengan 15 nautical mile dari Muara Kuala Kinabatangan negara bagian Sabah, Malaysia. Dalam kejadian itu 7 orang ABK berkewarganegaraan Indonesia diculik oleh pelaku walaupun akhirnya 5 orang ABK telah dilepaskan namun hingga saat ini 2 orang nakhoda yang diculik belum diketahui nasibnya. Konon kabarnya pelaku penculikan berasal dari Filipina Selatan dengan wilayah aksinya hingga ke perairan, Sabah Malaysia. Saat beraksi mereka biasanya berkelompok 4 sampai dengan 5 orang dengan bersenjata lengkap berlaras panjang dan menggunakan speedboat warna abu-abu berbahan fiber.
Kalau kita cermati pada kejadian tersebut berdasarkan kabar yang ada, para perompak beraksi setelah patroli Polis Marin Malaysia kembali kepangkalannya untuk mengisi ulang bahan bakar kapalnya. Seolah para perampok tersebut telah tahu jadwal patroli dari pihak Polis Marin dan menggelar aksi sesaat setelah petugas patroli kembali kepangkalannya. Hal ini cukup menarik, karena sering terjadi bisa saja ada kemungkinan keterlibatan aparat disana yang memberitahukan rute dan jadwal patroli kepada kelompok perompak tersebut sehingga selalu bisa menghindari patroli dari petugas Polis Marin Malaysia.
Selain itu tersebar berita adanya pemotongan anggaran belanja Pemerintah Malaysia untuk tahun 2016 diakibatkan menurunnya harga minyak dan harga CPO dunia juga menyebabkan minimnya dana operasional kapal-kapal patroli aparat Malaysia. Kondisi inilah yang semakin menguatkan bukti bahwa wilayah perairan Malaysia sudah tidak aman karena para perompak bebas menggelar aksinya tanpa bisa diantisipasi apalagi ditindak oleh petugas yang berwenang di Malaysia.
Untuk mengatasi permasalahan ini Pemerintah Indonesia seharusnya lebih peduli terhadap keselamatan TKI legal yang bekerja diwilayah perairan Malaysia dengan menekan Malaysia agar memperhatikan masalah pengamanan diwilayah perairannya. Selain itu Pemerintah Indonesia juga bisa melakukan moratorium pengiriman TKI legal untuk bekerja diwilayah perairan Malaysia sepanjang belum ada jaminan dan upaya pengamanan yang memadai dari Malaysia. Bahkan kalau perlu kita pulangkan saja TKI legal yang bekerja diwilayah perairan Malaysia sebagai bentuk protes keras terhadap perilaku aparat keamanan Malaysia yang setengah-setengah dalam menangani permasalahan keamanan diwilayah perairannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H