Setiap orang terlahir dengan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Anak berkebutuhan khusus merupakan seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, emosi, perilaku, adaptasi dll. Dan sering terjadi di masyarakat dimana memandang anak yang berkebutuhan khusus, sebagai anak atau masyarakat yang tidak produktif karena tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sehingga hak-haknya seringkali diabaikan.
Seharusnya siswa yang memiliki kebutuhan khusus wajib memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan, supaya anak dapat menemui potensi, bakat dan kreativitas apa yang sebenarnya dimiliki olehnya. Guru berperan untuk menentukan kualitas pendidikan inklusif dan menjalin interaksi antara guru dengan siswa, sehingga dapat membuat lingkungan kelas yang baik dan menyenangkan agar pengembangan potensi bakat & kreativitas dapat maksimal.
Selain dukungan dari guru, untuk menumbuhkan kreativitasnya maka anak juga perlu dukungan dari kedua orang tuanya, dimana orang tua harus memberikan kebebasan pada anak dan mengajak anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan bakatnya seperti memperbaiki mainan, bernyanyi bersama, menari, membuat kerajinan tangan, ataupun kreativitas lainnya.
Seperti menurut Howard Gardner, setiap individu memiliki berbagai jenis kecerdasan yang unik. Guru dapat memanfaatkan teori ini dengan merancang pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni kriya ke dalam kurikulum akademik. Dengan memahami dan menghargai multiple intelligences, anak berkebutuhan khusus dapat mengeksplorasi dan mengasah bakat mereka di berbagai bidang.
Dalam hal tersebut guru akan dituntut untuk inovatif dalam mencari cara bagaimana dan hal apa yang tepat untuk menemui bakat dan kreativitas yang dimiliki anak. Namun jangan hanya menitik beratkan kepada guru saja, stimulus dari orang tua juga sangatlah penting untuk tumbuh kembangnya bakat dan kreativitas anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H