Lihat ke Halaman Asli

Indonesia, saksikan kami tidak golput!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Golput, selalu menjadi pilihan ketika terlalu banyak lawan.
Ketika kiri kanan mengkampanyekan jagoan masing-masing yang akan bertarung di pemilu 9 April mendatang.
Kadang-kadang saya heran, mengapa memilih golput itu bangga? Seharusnya malu. Karena menyia-nyiakan kesempatan. Menyia-nyiakan suara yang wajib diberikan.

Golput, selalu diteriakkan ketika kebimbangan menyambangi.
"Boikot pemilu, anti demokrasi, anti politik, politik bukan bagian dari Islam." dan sebagainya.
Lalu, ketika pemerintah salah memberi keputusan, si "golput" ini yang paling depan menentang.
Ingin sekali saya sampaikan sebuah pertanyaan "Kemarin saat pemilihan umum, suaramu ke mana?"

Mas, Mba, Om, Tante, Nenek, Kakek dan teman-temanku sekalian..
Kita tinggal di negara demokrasi. Negara yang siapapun bebas untuk memilih jika sudah terdaftar di DPT ataupun berumur 17 tahun ke atas. Siap jika yang memimpin menyelewengkan amanah yang diberikan? Membuat peraturan seenaknya saja. Hanya berfikir lagi-lagi soal dirinya, keluarganya. Sementara rakyat terlena dengan kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan yang nyata. Boleh jadi hari ini kita masih tenang-tenang saja. Angkat kaki, berleha-leha di warung kopi. Namun, percayalah! Ini soal jangka panjang, 5 tahun ke depan. Mari buka mata, buka pikiran, jangan hanya mikir kenyang hari ini sementara esok terlunta-lunta!
Suara kita juga menjadi andil penting dalam pemilihan ini. Karena pemilu, bukan soal main-main. Tapi ini soal negara, soal berlayar, berbagi cinta dengan masyarakat, soal yang rumit dan pelik jika belum apa-apa kita sudah memilih untuk GOLPUT.. Lagi-lagi GOLPUT!

Gini aja deh. Saya kasih saran. Kalau masih ragu dengan pilihan, kalau masih bimbang dengan pemimpin masa depan, silahkan lihat indeks prestasinya. Lihat gaya kampanyenya. Lihat track recordnya selama memimpin. Lihatlah lebih dekat, dengan pikiran terbuka dan dari media-media yang nyata. Lihat, dan katakan dengan lantang, "Indonesia, saksikan kami tidak golput!"

Mungkin tidak terlalu keren karena tahun ini umur saya insya Allah akan menuju 20 tahun. Masih terlalu muda ya? Atau terlalu tua? Alhamdulillah, saya bangga bisa nulis ini. Saya bangga dan Indonesia, saksikan saya tidak golput!

Banda Aceh, 22 Maret 2014

@cutdekAYi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline