Lihat ke Halaman Asli

Eugenio Torre, Legenda Catur Filipina yang Fantastis

Diperbarui: 12 Oktober 2016   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

EugenioTorre. Sumber: FB

Tidak semua kontingen yang datang ke olimpiade catur itu melulu hanya untuk merebut medali olimpiade. Ada yang sekadar berpartisipasi untuk mencari pengalaman, memperbaiki peringkat, mencari norma, mengincar gelar, bahkan mencari jodoh. Khusus yang terakhir ini boleh diabaikan.

Salah satu anggota tim catur putra Filipina, Eugenio Torre hadir di Baku, ibukota Azerbaijan dengan satu ambisi untuk memecahkan rekor sebagai satu-satunya pecatur yang pernah mengikuti olimpiade sebanyak 24 kali!

Torre sudah berusia 64 tahun dan masih tetap kuat bermain sebelas babak di turnamen keras seperti olimpiade ini. Hebatnya, ia mampu mencetak skor mengesankan dengan meraih sembilan kali kemenangan, dua kali remis dan tidak pernah kalah. Ia membukukan 10 poin dari 11 babak. Hasil ini memberinya medali perunggu di papan tiga.

Peraih gelar Grandmaster Asia pertama ini memulai debut pertamanya di Olimpiade Siegen, Jerman, pada tahun 1970. Sejak itu Torre tidak pernah absen untuk bermain di setiap edisi turnamen akbar ini, termasuk dua kali berada di belakang papan dua (1970, 2006) dan empat kali di papan tiga (2010, 2012, 2014, 2016). Satu-satunya Olimpiade yang ia tidak bermain adalah tahun 2008 di Dresden, Jerman, tapi ia masih bergabung dengan tim sebagai pelatih.

Saat yang paling berkesan bagi Torre datang pada tahun 1974 di Olimpiade  Nice, Perancis. Selain meraih gelar GM, Torre juga berhasil mengantongi medali perak. Dia juga merebut medali perunggu pada tahun 1980 di Olimpiade Malta dan 1986 di Dubai.

Secara keseluruhan, Torre telah memainkan 259 partai termasuk 94 kali menang, 122 remis dan 43 kalah dengan total raihan 155 poin. Ia hanya kalah dari pencapaian pecatur terbaik Hungaria, GM Lajos Portisch, dengan 260 partai yang memberinya 176,5 poin.

 "Sebagai seorang Filipina, saya harus selalu memberikan yang terbaik untuk negara saya dalam kompetisi internasional," ujar Torre yang telah bermain di papan pertama Filipina sebanyak 17 kali sejak Olimpiade Skopje tahun 1972 sampai Olimpiade Calvia tahun 2004, sebelum akhirnya memberikan tempat itu kepada Mark Paragua di Olimpiade Turin tahun 2006.

Semua pecatur muda seharusnya belajar dari pecatur hebat asal Filipina ini. Jika Torre yang sudah berusia 64 tahun saja masih mampu bermain 11 babak tanpa henti, tidak ada alasan bagi pecatur junior untuk tidak mampu melakukan hal yang sama.

Sedikit tambahan. Pecatur cilik Indonesia Aditya Bagus Arfan yang baru berusia 9 tahun, adalah satu-satunya dari 30 pecatur pilihan yang berhasil mengalahkan GM Eugenio Torre dalam sebuah pertandingan simultan.

adityabagusarfan.net

Aditya adalah peraih medali emas kejuaraan catur se-ASEAN dan beberapa negara Asia yang berlangsung bulan Juni 2016 lalu di Dusit Thani Pattaya Thailand. Di tempat inilah Aditya mengalahkan sang legenda. Bayangkan, usia 9 tahun mengalahkan seorang Grandmaster!

Namun seperti biasa, tanpa perhatian dari pihak yang berkompeten, bakat hebat ini akan menguap seiring dengan berjalannya waktu seperti juga bakat-bakat catur istimewa lainnya yang banyak bertebaran di seantero tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline