Beberapa pecatur papan atas Filipina memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat karena jumlah hadiah uang turnamen catur di negaranya semakin lama semakin kecil. Dari tahun ke tahun jumlah sponsor pun semakin menyusut.
Sebagai perbandingan, tahun 2009 misalnya, di kejuaraan nasional Filipina yang populer dengan sebutan the Battle of Grandmasters, Wesley So berhasil mengantongi hadiah pertama sebesar 200.000 peso atau sekitar 56 juta rupiah. Tahun 2016 atau tujuh tahun kemudian, di turnamen yang sama, GM Rogelio Antonio Jr membawa pulang hadiah pertama sebesar 18.000 peso atau hanya sekitar 5 juta rupiah!
Meskipun berkat kemenangannya ini Antonio mendapat satu tempat untuk bermain mewakili Filipina di Olimpiade Catur 2016 di Baku, Azerbaijan, namun tidak ada lagi kebanggaan. Bermain di Olimpiade adalah impian setiap pemain catur. Namun tuntutan ekonomi membuat kebanggaan ini pupus. Uang saku yang diterima selama pemusatan latihan sangat tidak memadai untuk menopang kehidupan ekonomi keluarga.
Catur yang begitu populer di Filipina tahun 70-an dan 80-an, telah jatuh pada masa-masa paling suram. Turnamen catur untuk tingkat master telah benar-benar berkurang drastis sampai ke titik nadir.
Untuk mencari nafkah, para master ini harus bermain di Malaysia dan Thailand, negara-negara yang tidak memiliki kultur catur kuat sebagaimana Filipina 40 tahun yang lalu. Ada juga yang mengikuti turnamen catur di Indonesia dan Vietnam. Beberapa master beralih profesi menjadi guru dan pelatih catur. Banyak master yang memilih rute ini dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik di Singapura, Malaysia dan Thailand.
GM Richard Bitoon adalah GM Filipina terbaru yang akan berangkat untuk bekerja di AS. Bitoon, yang menjuarai the Battle of Grandmasters 2015 setelah menang tiebreak dari Rogelio Antonio saat itu tidak menerima hadiah uang tetapi hanya mendapat tunjangan harian sebesar 2000 peso dan konsumsi gratis sebagai finalis.
"Saya akan mengerjakan sesuatu yang lain di AS," kata Bitoon getir. Keluarga saya telah resmi menerima status imigran dan kami akan berada di Lubbock, Texas sekitar bulan Juli," tambahnya.
Tahun 2014, GM Wesley So telah diterima menjadi anggota Federasi Catur AS. GM Mark Paragua, pecatur kuat Filipina tahun 2000-an dan keluarganya telah mendapat jaminan untuk tinggal di New York. GM Oliver Barbosa sekarang bermukim di Pantai Barat AS. Meskipun keduanya sudah menetap di AS, Paragua maupun Barbosa belum pindah federasi seperti So.
Dengan GM Julio Catalino Sadorra, pecatur nomor satu Filipina yang saat ini tinggal di Texas berarti sudah ada 4 pecatur top negara itu bermukim di AS dengan tambahan Bitoon yang akan segera bergabung dengan mereka di sana.
Mengapa popularitas catur demikian merosot di Filipina?
Banyak alasan telah dikemukakan. Faktor yang paling sering disebut adalah tidak adanya pahlawan baru sebagai idola atau panutan. Kemudian tidak ada lagi turnamen akhir pekan yang terbuka untuk amatir atau non-master yang sebenarnya lebih mudah untuk diselenggarakan dan lebih murah biayanya.