Berbuat baik tanpa pamrih kepada orang yang membutuhkan mungkin bagi sebagian orang bukan hal yang sulit. Banyak orang seperti ini di Indonesia.
Mereka tidak ter-ekspose karena memang tidak butuh publikasi. Mereka melakukannya dengan ikhlas. Seseorang tanpa pamrih akan berbelas kasih kepada semua makhluk tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan.
Berbeda dengan 47 Gitaris Indonesia yang menggelar konser penggalangan dana bertajukKonser Amal dari Gitaris untuk Indonesia di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (12/2) malam. Mereka memang harus mengekspos beritanya untuk menarik minat penonton datang.
Tidak ada harga tiket masuk yang dikenakan bagi yang ingin menikmati aksi mereka. Cukup menyumbangkan uang berapapun yang diberikan. Tersedia kotak-kotak untuk menyumbang. Sebagai balasannya, mereka memberikan pertunjukan gitar kelas master.
Konser yang digagas oleh Baron dan gitaris Gigi Dewa Budjana dan melibatkan 47 Gitaris generasi lama maupun baru ini berhasil mengumpulkan uang sebesarlebih dari Rp 1.700.000.000,-
Dana yang terkumpul ini, nantinya akan dibagikan untuk membantu korban bencana alam yang melanda sebagian kawasan di Indonesia, seperti di Manado, Sinabung, Jakarta, dan kota-kota lainnya lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Dalam aksinya, ke-47 gitaris dibagi menjadi 13 kelompok. Mereka berkolaborasi menghasilkan sajian musik yang memukau. Tak hanya gitaris, sejumlah drummer dan bassis pun turut berpartisipasi meramaikan konser ini.
Irfan (Samson), Rama (D Masiv), Diat, Marcell (Ada Band), Rindra (Musikima), Konde (Samson) tampil sebagai pembuka acara. Mereka membawakan lagu Pelangi dari Boomerang.
Dilanjutkan dengan kelompok kedua kolaborasi Eross (Sheila On 7, Taras (T.R.IA.D), Kin, Denny Chasmala, Didit, membawakan lagu berjudul One Love dari Bob Marley.
Di sekuen ketiga,alunan gitar harpa Iwan Hasan yang membawakan lagu Indonesia Pusaka gubahan komposer Ismail Marzuki, berhasil memukau penonton. Iwan tampil bersama anak-anaknya, Jessica (vokal) dan Daryl (gitar).
Selanjutnya, gitaris-gitaris lain pun berkolaborasi menghibur penonton yang memenuhi Bentara Budaya Jakarta. Sejumlah gitaris seperti Yopie Item, Ireng Maulana Mus Mudjiono, Jubing Kristianto, Tohpati, Gugun, Piyu dan lain-lain, tampil memberikan yang terbaik dari kemampuan mereka.
Ian Antono dan Totok Tewel yang tampil mengenakan topeng, dibantu oleh Rere sebagai drummer hadir sebagai kelompok penutup. Di akhir acara, semua pendukung acara pun naik ke atas panggung sambil menyanyikan Rumah Kita.
Para gitaris memang suka berkumpul. Atau paling tidak mereka saling terhubung lewat alat komunikasi dan media sosial. Dari sanalah tercetus gagasan untuk menggalang dana bantuan bagi para korban bencana yang terjadi di berbagai wilayah di negeri ini.
Bukan hanya para gitaris yang tersentuh oleh banyaknya bencana di Indonesia saat ini. Banyak masyarakat biasa lainnya yang tak kalah trenyuh hatinya menyaksikan penderitaan mereka yang mengalami musibah ini. Sebut misalnya bencana terbaru meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur.
Mereka termasuk saya, juga tergerak hatinya untuk ikut menyumbang. Tentu secara nilai nominal tidak banyak namun setidaknya dengan berpartisipasi, rasa “galau” di hati bisa sedikit terobati.
Pilihan Gitaris untuk bekerja sama dengan Yayasan Dana Kemanusian Kompas tentu bukan tanpa alasan. Yayasan ini sangat kredibel dan sudah banyak melakukan pekerjaan kemanusiaan. Lantas bagaimanakah dengan orang seperti saya dan rakyat kebanyakan yang ingin ikut menyumbang tetapi tidak mempunyai wadah seperti para Gitaris itu?
Saya mengusulkan sumbangan berupa pulsa telepon. Sangat mudah mentransfer pulsa saat ini melalui telepon genggam. Masyarakat dapat menyumbang pulsa 5,10,20,50 dan 100 ribu. Yang dibutuhkan adalah semacam wadah penerima untuk menampung kiriman pulsa ini seperti Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas atau Yayasan lain misalnya yang bisa dipercaya masyarakat.
Setelah sejumlah pulsa berhasil dikumpulkan, pulsa ini dapat ditukarkan dengan uang kepada perusahaan operator telekomunikasi seluler seperti: Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Smartfren dan lain-lain. Selanjutnya uang tersebut dapat dipergunakan untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah ini.
Saya tidak tahu teknisnya, namun bila ini bisa dilakukan, saya kira jumlah donatur pulsa jumlahnya akan membludak. “Mama” dan “Papa” di kantor polisi saja bisa menampung pulsa. Saya yakin yayasan inipun pasti bisa.
Dengan demikian para donatur pulsapun akan dapat tersenyum bahagia, sebahagia para Gitaris Indonesia yang baik hati itu karena telah bisa berpartisipas memberikan bantuan kemanusiaan.
Photo: Tribunews
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H