Lihat ke Halaman Asli

Cushy Edible Bowl

Kewirausahaan Makanan

Cushy Edible Bowl: Kemasan Makanan Ramah Lingkungan

Diperbarui: 16 Oktober 2023   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar. dokumentasi pribadi

Sampah masih menjadi permasalahan global yang belum terselesaikan hingga saat ini. Indonesia sebagai negara berpenduduk terpadat ke-4 dihadapkan pada permasalahan pengelolaan sampah yang mencapai 200.000 ton/hari. 

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menghasilkan sampah plastik hingga 64 juta ton setiap tahunnya. Ditengah derasnya isu kerusakan lingkungan, trend makanan siap saji (junk food) saat ini terus berkembang. Hal ini menyebabkan banyaknya kebutuhan kemasan sekali pakai meningkat dari waktu ke waktu.

Kemasan makanan sekali pakai tidak dapat dipisahkan di bidang industri makanan karena dinilai praktis, higienis, mudah ditemukan. Bahkan saat ini banyak produsen yang mengembangkan kemasan makanan yang menarik seperti thin wall, paper bowl, styrofoam, dan kemasan lainnya. Akan tetapi, kemasan makanan tersebut kurang bersahabat bagi kelestarian lingkungan. 

Oleh karena itu, diciptakan inovasi kemasan makanan ramah lingkungan yang disebut Cushy Edible Bowl. Produk ini digagas oleh tim yang lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan tahun 2023. Tim ini merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang diketuai oleh Tiara Dwi Wulandari dengan anggota Cahyani Putri Kinasih, Nisfil Amelia Ramadhani, dan Gilang Syahbananto.

Cushy Edible Bowl merupakan kemasan makanan berbentuk mangkok yang dapat dimakan berbahan dasar kulit pepaya. Produk ini memanfaatkan pektin dari kulit pepaya yang belum dimanfaatkan. Usaha ini dimulai sejak bulan Juni dan digoleki selama lima bulan pertama hingga bulan Oktober mendatang. Cushy Edible Bowl kini telah dijual di pasaran dengan harga Rp40.000,-/5 edible bowl. 

Kemasan makanan ini dapat digunakan untuk makanan ringan, aneka kue, dan jenis makanan lainnya. Namun, produk ini tidak direkomendasikan untuk makanan berkuah karena memiliki ketahanan terhadap air dalam waktu terbatas. Tiara dan tim yakin produk ini memiliki peluang yang baik sebagai usaha jangka panjang melihat saat ini produk kemasan masih banyak diperlukan oleh masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline