Diversifikasi vs All-In: Mana yang Terbaik untuk Investasi Anda?
Diversifikasi adalah strategi investasi di mana Anda menyebarkan dana ke berbagai aset berbeda. All-in adalah strategi di mana Anda memfokuskan seluruh dana pada satu aset.
Model chart menunjukkan:
- Hubungan positif antara keuntungan dan risiko dalam diversifikasi dan all-in.
- Diversifikasi:
- Risiko rendah: Menyebarkan dana ke banyak aset meminimalkan risiko jika satu aset turun.
- Keuntungan rendah: Potensi keuntungan lebih kecil dibandingkan all-in.
- All-in:
- Risiko tinggi: Kehilangan besar jika aset pilihan turun nilainya.
- Keuntungan tinggi: Potensi keuntungan maksimal jika aset pilihan naik nilainya.
Contoh:
- Diversifikasi: Investasi Rp 100 juta di 100 koin (1% per koin).
- Jika 1 koin naik 100%, total portofolio naik 2% (Rp 102 juta).
- All-in: Investasi Rp 100 juta di 1 koin.
- Jika koin naik 100%, portofolio naik 100% (Rp 200 juta).
- Jika koin turun 50%, portofolio turun 50% (Rp 50 juta).
Model ideal:
- Diversifikasi 5-10 koin: Memberikan keseimbangan antara risiko dan keuntungan.
- Pendekatan bajing loncat narratives:
- 2 koin big caps: Stabilitas dan keamanan.
- 3 koin low to micro caps: Potensi keuntungan tinggi.
Kesimpulan:
Diversifikasi dan all-in memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan terbaik tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi Anda.
Penting:
- Lakukan riset sendiri sebelum berinvestasi.
- Pahami risiko dan potensi keuntungan setiap aset.
- Gunakan strategi yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H