Lihat ke Halaman Asli

Puasa dalam Sekilas Lintasan Sejarah

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_199911" align="aligncenter" width="586" caption="Kupu-kupu pun berpuasa dalam siklus kehidupannya"][/caption]

Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan yang penuh kemuliaan dan segala kebaikan di dalamnya. Maka pada kesempatan ini, Penulis mencoba memberikan dan sedikit mentransfer ulasan mengenai "Puasa dalam Sekilas Lintasan Sejarah". Semoga bermanfaat dan menjadi bagian khazanah ilmu yang mencerahkan. Amin!

Tahukah Anda bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya saja. Jauh sebelum Nabi Muhammad SAW, kewajiban puasa telah diisyaratkan. Hanya saja penerapan syariatnya berbeda-beda.

Samirah Sayyid Sulaiman Bayumi, tokoh fiqih kontemporer dari Mesir, mencatat beberapa perbedaan syariat itu. Menurut catatannya, Nabi Nuh a.s. berpuasa sepanjang tahun. Nabi Daud a.s. juga melaksanakan puasa dengan cara sehari puasa dan sehari berbuka, dan seterusnya. Sedangkan Nabi Isa a.s. berpuasa satu hari dan berbuka dua hari atau lebih. Adapun untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya, puasa ditetapkan sebulan penuh di bulan Ramadhan dan dilaksanakan pada siang hari.

Sumber lain menyebutkan, orang-orang Mesir kuno pun -- sebelum mereka mengenal agama samawi -- telah mengenal puasa. Dari mereka ini, kemudian praktik puasa beralih ke orang-orang Yunani dan Romawi. Puasa juga dikenal dalam agama-agama penyembah binatang, demikian juga agama Budha,  Hindu, Yahudi, dan Kristen.

Ibn an-Nadim dalam bukunya al-Fahrasat, sebagaimana yang dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, menyebutkan agama para penyembah binatang berpuasa tiga puluh hari dalam setahun, ada pula puasa sunnah sebanyak 16 hari dan juga ada yang 27 hari. Puasa mereka dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada bulan, juga kepada bintang Mars yang mereka percaya sebagai bintang nasib, dan juga kepada matahari.

Dalam agama Budha pun dikenal puasa sejak terbit sampai terbenamnya matahari. Mereka melakukan puasa empat hari dalam sebulan, yaitu pada hari-hari pertama, ke sembilan, kel imabelas, dan ke dua puluh. Mereka menamainya ”uposatha”. Orang Yahudi juga mengenal puasa selama empat puluh hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut-penganut agama ini, khususnya untuk mengenang nabi-nabi atau peristiwa penting dalam sejarah mereka.

Agama kristen juga demikian, walaupun dalam kitab Perjanjian Baru tidak ada isyarat tentang kewajiban puasa, tetapi dalam praktik keberagaman mereka dikenal aneka ragam puasa yang ditetapkan oleh pemuka-pemuka agama. Wallahu’alam bil shawab [*CV]

Note : Sumber tulisan di-intisarikan dari Majalah Hidayah Edisi 51 dan di-narasikan secara personal dengan sedikit meng-insert ekposisi tulisan.

* Sumber gambar ada di sini.

---------------------------------------------

Buitenzorg, July 2010

[CV]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline