Lihat ke Halaman Asli

Suara Hati dari Setan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_200890" align="aligncenter" width="576" caption="Hati seperti tetesan embun dan kelopak bunga mawar"][/caption]

Ketika terjadi transmisi informasi yang diperoleh dari panca indera eksternal tubuh yang beroperasi, maka akan langsung diterjemahkan oleh pusat sistem tubuh, yakni pusat jaringan komputer tubuh -- otak. Namun, kadang kala penterjemahan itu berlangsung di hati – keniscayaan sebuah dimensi yang hanya bisa dimengerti oleh diri sang individu dan penciptanya. Artinya, terdapat suatu sistem fungsional di hati yang akan menginterpretasikan reaksi dari peristiwa yang ditransfer oleh panca indera tubuh.

Informasi yang diperoleh oleh panca indera, seperti visualisasi, audio, dan rasa, akan memberikan simultan lanjutan berupa fikiran di otak, dan selanjutnya timbul semacam 'suara halus' yang terbesit di hati, untuk melakukan reaksi atas aksi yang tercipta.

Suara-suara fikiran yang tercipta di otak dan hati tersebut, merupakan dasar (basis) untuk selanjutnya dituangkan dalam bentuk tindakan dan perbuatan. Namun, adakalanya terdapat juga banyak suara-suara hati yang tercipta, untuk kemudian diseleksi oleh sang individu dalam melakukan bentuk perbuatannya.

Namun, yang jadi permasalahannya adalah suara-suara hati tersebut terkadang tercipta karena dorongan atau provokasi dari faktor "X"  yakni terkait dengan masalah realigius (baca : gaib). Parahnya lagi, apabila dorongan atau ’hasutan’ suara hati itu berasal dari wujud ’negatif’ – yakni godaan setan. Sebagai contoh, mungkin tidak asing bagi kita mengetahui bahwa kasus bunuh diri yang terjadi di dunia ini, dapat dikatakan secara partial generalisasi akibat dorongan dari faktor ”X” tersebut.

Jadi, tidak menutup kemungkinan, fikiran-fikiran negatif kita yang terbesit di otak dan hati kita, berasal dari faktor ”X” tersebut, yakni dorongan dan anjuran doktrin dari wujud negatif – setan yang terkutuk. Waspadalah terhadap setiap bentuk dorongan negatif tersebut. Semoga kita semua mempunya ”perisai” yang kuat terhadap segala bentuk godaan setan yang terkutuk. Amin! [*CV]

Note : Sumber gambar ada di sini.

-----------------------------------

Buitenzorg, July 2010

[CV]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline