Lihat ke Halaman Asli

Tahun 2030 : 2000 Pulau di Indonesia akan Tenggelam !!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kompasiana.com/Jum’at (12/3) yang lalu – Saya mempostingkan sebuah tulisan berjudul “Menyembuhkan ‘Impotensi’ Diri, Meningkatkan ‘Libido’ Aksi !!. Tulisan tersebut memaparkan khazanah opini dan pemikiran mengenai analisis kebijakan dan peran kelembagaan dalam mengatasi masalah, penanganan, dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Dalam tulisan tersebut, dijelaskan bahwa kebijakan dan peran kelembagaan lingkungan hidup di Indonesia masih belum berjalan secara maksimal dan efektif. Berbagai masalah dan peristiwa kerusakan lingkungan hidup di Indonesia, baik yang terjadi karena bencana alam maupun ulah manusia, belum dapat diselesaikan secara komprehensif dan optimal. Bahkan, beberapa kerusakan lingkungan dan alam yang diakibatkan oleh pihak tak bertanggung jawab, tidak tersentuh hukum sama sekali. Akibatnya timbul efek domino dan efek bola salju yang kian pelik dan kompleksitas. Oleh karena itu, diperlukan suatu formulasi (resep) untuk menyembuhkan fase “Impotensi” yang menyerang kelembagaan dan kebijakannya, sehingga mampu mendongkrak kemampuan “Libido” untuk beraksi dalam menyelesaikan masalah, penanganan, dan peningkatan kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Informasi mengenai tulisan tersebut selengkapnya silahkan baca di sini.

Nah, masih berkaitan dengan masalah isu lingkungan hidup, pada kesempatan ini saya akan mencoba berbagi informasi mengenai studi prediksi (kausalitas) yang mungkin akan terjadi pada negeri nusantara tercinta ini ke depannya, apabila tidak diperhatikan dan tidak ditanggapi secara serius. Informasi prediksi (perkiraan) studi ini mungkin sudah pernah disebarluaskan beberapa tahun yang lalu, dan mungkin sudah tak asing lagi bagi khalayak ramai. Namun, tidak ada salahnya jika saya mengingatkan dan memberitahukan kembali informasi tersebut, karena hal ini merupakan faktor krusial yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan merupakan masalah vital yang memerlukan penangan serius dan komprehensif.

Beberapa bulan yang lalu, yakni tepatnya bulan Desember 2009, telah diadakan pertemuan internasional yang membahas soal isu perubahan iklim. Pertemuan itu digelar di Kopenhagen, Denmark. Para delegasi dari berbagai negara kembali berkumpul untuk membicarakan masa depan bumi ini. Indonesia, sebagai salah satu negara yang rentan terkena dampak perubahan iklim, tak ketinggalan datang ke pertemuan itu. Sudah sepatutnyalah Indonesia berkontribusi hadir dalam pertemuan internasional tersebut, mengingat Indonesia adalah negara yang sangat rentan terhadap berbagai gejolak peristiwa alam akibat perubahan iklm. Masih segar dalam ingatan kita akan bencana besar yang pernah menimpa bumi pertiwi ini, seperti tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta dan Padang, dan sekarang telah terjadi bencana alam baru-baru ini yakni tanah longsor di Cianjur. Belum lagi masalah kerusakan lingkungan oleh pihak yang tak bertanggungjawab dan sampai sekarang belum tuntas permasalahannya, sebut saja kasus eksplorasi sumber alam di Kalimantan yang mengakibatkan kerusakan daerah tersebut dan kasus lumpur lapindo di Sidoarjo yang bahkan di-estimasi mengakibatkan kerugian ratusan milliar. Semoga saja pertemuan yang membahas isu perubahan iklm yang telah berlangsung tersebut, diharapkan memang benar-benar dapat menyelamatkan bumi ini ke depannya. Dan, semoga saja keputusan yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut, seyogyanya dapat dilaksanakan oleh setiap negara yang telah tergabung dalam konvensi tersebut tanpa 'pandang bulu' dan dilakukan secara menyeluruh.

Nah, berbicara mengenai perubahan iklm yang terjadi secara global. Tentu saja dunia saat ini dihantui oleh isu global warming yang dalam waktu tidak lebih dari seabad akan menunjukkan akibatnya dan berpotensi memporak-porandakan peradaban manusia. Bencana-bencana yang dipicu karena ketidakstabilan iklim mulai banyak menelan korban yang tidak sedikit. Meski hanya berupa studi-studi atau prediksi-prediksi, ada baiknya kita mewaspadai peringatan ini. Lalu, bagaimana dengan dampak yang akan terjadi pada tubuh nusantara ini akibat perubahan iklm tersebut. Jawabannya adalah sungguh sangat mencengangkan. Banyak sekali peristiwa yang akan terjadi ke depannya yang akan menimpa kepulauan Indonesia.

Salah satunya adalah, akibat global warming ini sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang sampai tahun 2030, dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas yang merusak lingkungan di Indonesia. Perlu untuk diketahui bahwa Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.504 pulau-pulau di wilayahnya, bahkan 2 pulau  telah hilang baru-baru ini (tahun 2009). Informasi yang membahas masalah ini selengkapnya silahkan dilihat di Source 1, Source 2, dan Source 3.

[caption id="attachment_93060" align="aligncenter" width="450" caption="Mari 'Beraksi' Menyelamatkan Kepulauan Indonesia !!! (Taken from Source 1 dan Source 2)"][/caption]

Berdasarkan sumber tersebut, dipaparkan bahwa Indonesia telah kehilangan 24 pulaunya dari 17.504 pulau-pulau akibat bencana alam dan kerusakan lingkungan. Pulau-pulau yang hilang tersebut, diantaranya adalah empat pulau besar hilang ketika tsunami meluluh-lantakkan Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, dua pulau lainnya di Propinsi Riau-Sumatra, dan beberapa kelompok pulau Seribu Teluk Jakarta yang juga menghilang karena eksploitasi dan kerusakan lingkungan. Akibatnya, jumlah pulau di Indonesia mengalami penurunan dari 17.504 menjadi 17.480, dan bahkan pendataan di tahun 2009 dikalim telah kehilangan dua pulau lainnya, sehingga menjadi 17.478 pulau. "Para ilmuwan telah bahkan meramalkan bahwa Indonesia bisa kehilangan setidaknya 2.000 pulau pada tahun 2030 jika pemerintah gagal mengantisipasi dan mengambil langkah-langkah pencegahannya yang pasti dan serius", sebagaimana dikutip dari perkataan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia-Freddy Numberi (saat masih memegang jabatannya).

Mungkin saja sampai saat ini, beberapa pulau kecil lainnya juga telah hilang dan tidak terdata secara valid. Namun yang pasti kehilangan pulau yang terjadi tersebut tidak terlepas dari kerusakan akibat ulah manusia yang dengan sengaja dan tanpa memandang ke depan, bahwa tindakan manusia tersebut telah menghilangkan pulau-pulau yang ada. Tindakan manusia yang dimaksud adalah kegiatan pertambangan yang tidak terkendali dan eksplorasi sumber mineral yang terus dilakukan tanpa batas. Sedangkan kehilangan pulau yang terjadi akibat bencana alam seperti yang terjadi di Aceh, juga tak terlepas dari aktivitas manusia yang menyebabkan pemicu global warming sehingga menimbulkan dampak yang sangat besar.

Oleh karena itu, sudah sewajarnyalah hal ini menjadi masalah dan perhatian kita bersama. Karena masalah ini sangat krusial dan penting bagi keberlangsungan peradaban kehidupan yang ada di tanah air, termasuk kita dan anak cucu kita kelak. Masing-masing kita harus sadar diri dari sekarang dan mulai memberikan kontribusi yang berarti untuk penyelamatan lingkungan hidup di tanah kelahiran kita. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan peduli. Kita jangan hanya mengandalkan peran kelembagaan terkait untuk mengatasi permasalahan ini. Semua dari kita harus sadar bahwa kita juga merupakan bagian dari nusantara yang merupakan tempat tinggal kita. Anggap Indonesia adalah rumah besar kita, dan kita merupakan penghuni rumah itu. Masing-masing kita harus menjaga dan merawat rumah Indonesia ini untuk hidup yang lebih baik ke depannya. Peran serta kita yang berarti dan mendukung semua ini harus segera direalisasikan dan diimplementasikan. Dan, yang terpenting adalah komunikasi dan hubungan yang baik dari kita semua harus harmonis dan berlangsung baik. Jangan malu dan takut untuk mengingatkan dan berkampanye terhadap kegiatan yang mendukung, dan jangan takut untuk membela dan memberi tindakan yang tegas terhadap aktivitas yang salah dan keliru oleh sejumlah pihak atau sekelompok orang, yang dengan nyata telah menimbulkan kerusakan lingkungan di Indonesia. Pihak yang berwenang dan stakeholder yang terkait juga harus kerja ektra keras dan serius dalam setiap program kerja yang dicanangkan. Kemudian yang lebih penting adalah kekuatan hukum di Indonesia ini harus adil dan tegas dalam menindaklanjuti setiap kegiatan manusia/sekelompok manusia yang telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang terjadi. Karena apabila dibiarkan berlarut-larut tanpa sentuhan hukum, maka bisa dipastikan tindakan serupa akan terus membanjiri bumi pertiwi ini dan akan menggerogoti nusantara ini menjadi sebuah negeri yang rusak tak terkendali. Oleh karena itu, meminjam perkaataan Aa Gym, yakni mulailah dari 3M : mulailah dari diri sendiri, mulailah dari yang kecil, dan mulailah dari sekarang. Mulailah melakukan hal yang dapat menyelamatkan bumi ini dimulai dari diri sendiri, dari hal yang paling mudah dahulu, dan mulai dari sekarang !!!

Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat !

***

Buitenzorg, 14 Maret 2010

-Greetings Full of Love & Peace-

Cupi Valhalla

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline