Lihat ke Halaman Asli

Wajar Nggak Sih Kalau Pelatih Lain Protes Barca Terlalu Hebat?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pengantar: Haloha, pembaca setia Kompasiana. Ini artikel baru saya tentang Barcelona. Ketika saya menulis artikel di Kompasiana, saya selalu tertantang untuk memberi judul yang menarik. Karena apa? Karena penjudulan sangat penting sekali untuk menentukan apakah artikel kamu diklik atau tidak. Nah, judul sebenarnya artikel ini adalah:

5 Alasan Kenapa Skuad Barcelona Musim Ini Lebih Baik dari Musim Lalu

"Judul abal-abal" di atas saya comot dari pendapat pribadi di bagian akhir tulisan. Yup, semoga tulisan ini berkenan untuk pembaca kompasiana, terutama para cules (fans Barcelona). Skuad Barcelona musim kompetisi 2011/2012 FC BARCELONA INDONESIA - Dengan gelar juara La Liga selama tiga tahun berturut-turut, dan dua Trofi Liga Champions selama tiga tahun terakhir, FC Barcelona makin dikenal sebagai tim terbaik di dunia. Pencapaian yang hebat untuk sebuah tim. Cukupkah?  Tidak, Pep Guardiola bukan tipe orang yang mudah merasa puas. Dia ingin terus memperbaharui sejarah hidupnya dan sejarah Barcelona. Baginya, tiap hari adalah hari yang baru. Musim ini adalah musim yang baru. Lupakan apa yang sudah dicapai musim lalu dan fokus untuk memenangkan trofi-trofi selanjutnya, entah sampai kapan. Barcelona telah menetapkan standar tertinggi untuk sebuah tim sepakbola; merebut seluruh gelar dari semua kompetisi yang diikuti. Tidak menjuarai La Liga dan Liga Champions pada musim ini berarti suatu kemunduran. Untuk mencapai semua itu, klub dan manager telah menyiapkan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa para punggawa Catalan akan terus kompetitif. Berikut adalah lima alasan kenapa musim ini Barcelona akan lebih baik dari pada musim lalu. 1. Faktor Pep Guardiola

Pep Guardiola adalah salah satu pelatih hebat, mungkin juga yang terbaik di dunia saat ini. Tiga tahun kepemimpinannya di Barcelona menunjukkan dia pantas untuk berada di Barcelona selamanya. Para cules pun membuat jargon untuknya; In Pep We Trust. Percaya pada Pep, percaya pada apa yang dilakukannya. Ketika Barcelona kalah 2-1 di kandang Arsenal pada laga tandang Liga Champions musim lalu, Pep berhasil membalikkan keadaan menjadi 3-1. Bersama Pep, Barcelona lebih sering lolos dari situasi genting. Kecuali yang paling menyesakkan bagi saya dan masih saya ingat sampai sekarang adalah dianulirnya gol bojan ke gawang Inter pada Semi Final Champions tahun 2010, juga dianulirnya gol Pedro ke gawang Madrid pada Final Copa Del Rey. Ya, hanya dua hal itu. Selain itu, tiga tahun ini menjadi lembaran indah buku sukses Barcelona yang mungkin tak akan dapat disaingi oleh tim manapun. Di bawah kepemimpinan Guardiola, Barcelona akan terus berkembang musim ini. Tiap tahu Pep tahu pemain mana yang harus dia datangkan supaya skuad-nya makin maju, sekaligus untuk mengeksplorasi taktik-taktik baru untuk tetap membuat lawan tak mudah menebak permainan Barcelona. 2. Klub Masih Mempertahankan Pemain Kunci Langkah pertama untuk tetap berada di puncak adalah tetap mempertahankan performa prima dari pada pemain-pemain kunci. Tidak ada starter ataupun pemain kunci yang dijual, kecuali Bojan dan Milito yang selama musim lalu kerap menghuni bangku cadangan. Yang kadang dilupakan orang adalah bahwa Barcelona tidak sedang berada di puncak, dalam arti mereka kemudian akan turun. Sesungguhnya tim ini sedang mendaki menuju puncak-puncak yang lain. Para pemain kini makin punya pengalaman satu sama lain, chemistry di antara mereka makin baik hari demi hari. Pemain-pemain muda macam Sergio Busquets, Pedro Rodriguez, Gerard Piqué dan bahkan Lionel Messi sedang berada dalam perkembangan natural mereka. 3. Datangnya Cesc, Alexis dan Makin Matangnya Thiago Pemain-pemain yang saya sebutkan di sub-judul adalah faktor penting yang akan menentukan prestasi Barcelona musim ini. Di tangan Guardiola, mereka akan membawa Barcelona mencapai kualitas permainan yang belum pernah ada sebelumnya. Sementara lawan mungkin sudah mulai menebak-nebak bagaimana pergerakan Xavi dan Iniesta, kini lawan akan makin dipusingkan dengan kehadiran pemain-pemain baru yang punya kualitas sepadan.

Alexis Sanchez dan Thiago Alcantara Cesc tiga gol di tiga pertandingan, satu hal yang bahkan tak pernah dilakukan Iniesta dan Xavi. Alexis sudah membuat gol perdananya sementara Thiago makin hidup di tengah dan menjadi faktor penting kemenangan Barca atas Villarreal dengan menyumbang satu gol dan dua asisst. Tidak ada lagi ruang keraguan atas tiga pemain ini. Pada musim lalu, Xavi, Iniesta, Messi, Villa dan Pedro seolah terforsir di tiap pertandingan karena Pep tak punya pilihan lain yang cukup sepadan. Para pemain menjadi lelah, dan mungkin kurang tantangan karena baik ataupun buruk penampilan mereka, Pep hampir tak punya pilihan lain. Sekarang ini, jika Villa atau Pedro bermain buruk, Alexis sudah menunggu di pinggir lapangan. Musim ini akan menjadi sangat berbeda. Kehadiran Cesc dan Thiago dapat membuat Xavi dan Iniesta punya banyak waktu istirahat dibandingkan musim lalu tanpa harus kehilangan ketajaman. Waktu istirahat yang cukup berpengaruh terhadap kebugaran dan stamina pemain. Mereka dapat bermain bagus, bahkan dalam situasi kelelahan musim lalu, tentunya dengan istirahat lebih banyak, penampilan mereka akan lebih baik. Lini tengah Barcelona akan makin tajam musim ini. Tahun lalu, Keita adalah pilihan utama Pep ketika Xavi atau Iniesta berhalangan ataupun kelelahan.  Kita tahu Keita tak sekreatif Xavi ataupun Iniesta. Awal musim ini, Keita menjadi pelapis Busquet. Posisi gelandang bertahan memang lebih cocok untuknya. Sementara itu, kini Pep punya Thiago dan Fabregas sebagai alternatif, atau bahkan starter. Di depan, Sanchez jelas akan menjadi pilihan utama Pep ketika Villa dan Pedro sedang dalam performa yang kurang maksimal. Bahkan jika seburuk-buruknya Messi tak bisa dimainkan, Fabregas dan Sanchez di depan bisa menjadi sumber masalah besar bagi lawan. Berbeda dengan Xavi dan Iniesta, Fabregas dan Thiago punya cara sendiri untuk menaklukkan lawan. Dengan hasil di tiga pertandingan terakhir ini, bisa dikatakan Thiago dan Cesc punya naluri mencetak gol lebih baik dibandingkan dua seniornya. Sementara, Alexis Sanchez punya dribble yang lebih mumpuni dibandingkan Villa dan Pedro. Ini sangat membantu ketika lawan bermain dengan stratergi "parkir bus". Kita juga tak bisa melupakan Ibrahim Afellay. Jika dia sudah sembuh, kekuatan dan kecepatannya akan memberikan daya gedor yang tak disangka-sangka lawan. Secara umum, skuad musim ini tidak terlalu ramping, lebih lengkap, lebih tangguh dan lebih variatif. Musim lalu, Barcelona mungkin akan "lumpuh" jika Iniesta dan Xavi cedera pada saat bersamaan. Tapi musim ini, jika itu pun terjadi, Barcelona masih akan menjadi tim yang ditakuti siapapun.
4. Meningkatnya Kemampuan Multifungsi Beberapa Pemain
Di Liga Inggris, gaya Macherano cocok sebagai gelandang bertahan. Di Barcelana situasi berubah. Jangankan gelandang bertahan, seorang bek dan wingback di Barcelona dituntut untuk kreatif. Kendati gelandang bertahan, orientasi tetap pada attacking. Ini dicontohkan dengan sangat baik oleh Busquet.

Nah, di sinilah hebatnya Guardiola. Pep mampu membuat pemainnya berkembang dengan baik di luar posisi aslinya. Kendati jarang dipasang sebagai gelandang, Macherano kini justru menjadi andalan utama Barcelona di bek sentral. Sudah terbukti di awal musim, bersama dengan Alves, sektor kanan tak bisa ditembus oleh Ronaldo sekalipun. Sementara Andrés Iniesta dapat berperan sekaligus sebagai gelandang dan penyerang. Cesc Fabregas yang selama enam tahun selalu menjadi gelandang pelayan di Arsenal, dapat dieksplore kemampuannya untuk menjadi penyerang. Itu hanya beberapa contoh, secara umum, hampir semua pemain Barcelona dapat bermain dengan baik setidaknya di dua posisi yang berbeda. Dengan cara ini, Pep selalu dapat memberi kejutan pada lawan di tiap pertandingan. Tiap pemain di posisinya punya seorang pelapis yang punya kemampuan sepadan. Di pertandingan terakhir melawan Villarreal, Guardiola hanya menempatkan satu natural defender. Ini menjadi bukti bahwa skuad Barcelona musim ini lebih multifungsi.
5. Lebih Banyak Variasi Taktik
Dengan makin lengkapnya skuad, Pep leluasa untuk menerapkan strategi bermain yang mungkin ingin dia coba sejak dulu. Menjamu Villarreal, Pep menerapkan formasi 3-4-3, dan berjalan dengan sangat baik.

Di pertandingan-pertandingan selanjutnya, bisa saja dia menerapkan formasi 4-4-2 atau 3-4-1-2. Sejauh ini, formasi 3-4-3 tampaknya menjadi alternatif fantastis. Bagi saya, akan menjadi sangat wajar jika pelatih lain di La Liga protes karena Barcelona sudah sedemikian hebatnya ditunjang dengan kekuatan finansial yang stabil. Tapi ingat, lebih dari separuh pemain inti adalah produk La Masia. Keberhasilan Barcelona bukan hanya karena gelar, tapi juga karena separuh lebih pemain intinya adalah produk La Masia. Ini dijalani lewat proses dan ketekunan mendidik pemain muda, bukan dengan pembelian pemain triliunan rupiah. Sampai kapanpun, uang tak akan bisa membeli apa yang sudah diteladankan oleh Barcelona dan La Masia-nya. (catatan cules)

Kunjungi Tulisan-Tulisan saya yang lain ya :)

http://indonesiacules.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline