My Old and My Future Companies (Part 1)
Kemaren pagi aku dapet telpon dari temen lama, katanya ada rekan dia yg mo invest di perusahaanku. Setahun yg lalu emang aku pernah dateng ke rumah kwnku itu dgn membawa proposal yg sudah entah berapa org yg menolak ide2 yg bagiku memiliki prospek yg bagus. Entahlah, usahaku memang sulit dimengeti oleh kebanyakan org. Dan seperti biasa, jawaban yg diterima adalah penolakan. Rekan sang investor bilang ” Usahamu tak kan jalan di Indonesia, Yg saya mau usaha yg instan_____kerja hari ini besok dapet duit” Begitulah kata dia.
Kecewa????____”TIDAK!” sedikitpun aku tdk merasa kecewa, aku sdh kenyang dengan penolakan2. Malah sekarang aku smakin bersemangat dengan apa yg ada. Bersama sahabat terbaikku, kami berdua menggapai cita2 bersama. Kami sekarang smakin focus utk menggapai apa yg kami harapkan.
Karena dgn kesibukan yg ada, kami tdk lagi berharap banyak dari usaha kontraktor yg pada awalnya kami jadikan backbone utk kelangsungan usaha (maklum tagihan banyak yg macet). Karyawanku utk sementara kualihkan ke usaha yg baru kurintis utk menopang “main core business”. Sebuah usaha yg sdh lama dirintis org lain “Usaha Minyak Air Mata Duyung”. Kami memang bukan pioneer di bidang ini, tapi kami punya cara yang baru dan tak pernah dijalankan oleh perusahaan sejenis. Kami bisa mendapatkan banyak “air mata Duyung” dengan 2 cara:
1. Untuk Duyung yg melow….karyawan kami dengan setia melayani mereka dgn menyediakan berbagai sinetron yg mengharukan.
2. Utk Duyung yg tomboy……karyawan kami terpaksa melakukan kekerasan fisik. Duyung tomboy akan dipukuli seperti pihak berwajib menangani tersangka maling ayam.
Cula
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H