Dua minggu sudah acara terselenggara, linimasa di sosmed besutan Mark Zuckerberg masih dipenuhi foto-foto reuni. Pastinya hanya di akun-akun alumni SMP 12 angkatan 1993 saja.
Ya, setelah 25 tahun terpisah, sekumpulan alumni Rholass Songotelu akhirnya bertemu dalam acara bertajuk reuni pada Sabtu 31 Maret 2018 lalu. Acara yang diselenggarakan di Resto Mahameru, jalan Diponegoro Surabaya ini dihadiri setidaknya 230 alumni dari 360 pendaftar yang dibuka sejak akhir Januari.
Persiapan acara tergolong singkat. Dalam 3 bulan (meralat berita di Jawapos yang menyebut 4 bulan) saja panitia berupaya membentuk korlas (koordinator kelas) lalu melakukan sosialisasi acara sekaligus mengemas acara dan beberapa games. Rapat dan pembahasan pun sempat dilakukan beberapa kali.
Menurut Haykal, Ketua Panitia Reuni Rholas'93, dirinya dan teman-teman panitia berusaha untuk mengumpulkan alumni yang saat ini berada di lokasi yang tersebar. Bagi Haykal korlas merupakan ujung tombak penyambung lidah panitia dan peserta, bahasa lainnya perpanjangan tangan panitia.
Hari berganti hari, dan bulan pun bergeser menuju Maret. Tak terasa tiba di hari yang dinanti-nantikan peserta reuni dimana persiapan telah dilakukan sedemikian rupa. Acara kebersamaan dari alumni, oleh alumni dan untuk alumni bertajuk Koncoan sampek tuwek sampek elek.
Sejak pukul 08.00 hilir mudik panitia dan peserta sudah tampak di area lokasi acara. Beberapa sibuk melakukan persiapan sementara yang lainnya tertegun di lorong. Maklumlah pada hari yang sama di lokasi acara juga sedang dilakukan acara akad nikah. Pagi itu ketua mengabsen sembari melakukan checking dan briefing. Selebihnya, khawatir dan was-was menyeruak dari wajah tegangnya.
Tawa canda, sapaan dan tepukan melayang di antara mereka yang hadir. Guru-guru pun satu persatu hadir dan duduk di kursi istimewa yag disiapkan panitia di depan. Tak ingin berlama-lama, duo MC Aris (alumni kelas G) dan Varia (alumni kelas K) langsung membuka acara. Sambutan-sambutan dan kesan pesan guru dan alumni mengawali acara reuni.
Di tengah acara turut dinobatkan pula guru terfavorit, yaitu Pak Jalu dan Bu Roosdiana yang tetap menarik meski di usia ke 80 tahun. Dalam sambutannya Pak Jalu menyampaikan alasannya bersikap disiplin dengan memberikan hukuman jengkeng kepada siswa/i saat itu. Pak Jalu hanya ingin memastikan kaki alumni rholas kuat melangkah di masa depan, menjangkau nusantara dimana pembangunan harus diratakan tidak hanya di Pulau Jawa.
Semarak acara reuni yang bertajuk Koncoan Sak lawase Sak eleke ini tidak berhemti sampai di situ. Tuti Handayani, sie acara rupanya telah menyampaikan kejutan untuk teman-temannya. Kali ini giliran peserta diajak kembali ke masa-masa sekolah dulu dalam kontes barang-barang kenangan masa SMP.
Kelas M pun terpilih sebagai kelas yang berhasil mengumpulkan barang kenangan (fosil, red.) terbanyak. Mulai kertas ulangan, kaos olah raga, jaket, Kartu pelajar dan bahkan buku LKS. Tak ayal hadiah voucher pun jatuh ke tangan kelas M sebagai hadiah.
Acara berikutnya pun tak kalah seru, karena MC mengumumkan kontes pasangan satu sekolah. Dari 5 nominasi yang diajukan hanya 3 yang bisa hadir di atas panggung. Mereka adalah pasangan Dian-Alit, Totok-Herlina, dan Yusuf-Poppy. Adu joget dan kemesraan pasangan sehidup semati ini menjadi hiburan di saat waktu mulai bergeser menuju sore.