Masa anak-anak seharusnya adalah masa-masa paling indah, namun tidak semua anak-anak di dunia seberuntung anak-anak kita yang bisa bersekolah, mendapat kasih sayang full dari orang tua, mendapat pangan, sandang dan tempat tinggal yang layak.
Banyak anak-anak yang untuk bermimpi pun tidak bisa, karena ia harus tidur sambil menggigil kedinginan akibat udara malam yang menusuk tulang dan anak-anak tersebut tak punya selimut yang menghangatkan tubuhnya. Lagu Iwan Fals berjudul "Sore Tugu Pancoran" terasa pas mewakili keadaan yang saya maksudkan. Ini link youtubenya http://youtu.be/fvpXh9sEi74
Namun demikian, namanya juga anak-anak, mereka tetap punya cita-cita pingin jadi apa saat besar nanti, dan bicara tentang cita-cita, setiap anak bebas bercita-cita mau jadi apa saja, tak peduli ia anak orang kaya atau orang miskin, anak kota atau anak desa, anak baik atau anak nakal, anak kandung atau anak tiri.
Nasehat orang tua dan guru selalu sama ke anak-anak, yaitu "Gantungkan cita-cita setinggi langit."
Mendengar nasehat orang tua dan guru tersebut, anak-anak jadi bingung. Dalam hati anak-anak yang kritis jadi timbul banyak pertanyaan, antara lain : Bagaimana cara menggantung cita-cita setinggi langit, mana ada tangga yang tingginya selangit? Kalopun ada tangga yang tinggi, mau digantung di mana? Emang dilangit ada gantungan?
Ini ada beberapa kisah kepolosan anak-anak dan cita-citanya :
Anak pak RT, si Arke bercita-cita ingin jadi pelukis, karena menurutnya dengan melukis ia bisa menjadi kaya raya jika lukisannya terjual miliaran rupiah seperti karya-karya Van Gogh, Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Jeihan dll. Itulah sebabnya Arke terus melukis sejak dulu sampai sekarang.
Anak pak RW, si Herry bercita-cita ingin jadi penulis best seller, karena menurutnya dengan menulis ia bisa menjadi kaya raya jika buku-bukunya terjual jutaan copy seperti buku Harry Potter karya JK Rowling. Itulah sebabnya Herry terus menulis sejak dulu sampai sekarang. Saat ini Herry telah berhasil jadi penulis TOP di kompasiana, mungkin nanti Herry akan jadi kompasianer of the year. Gak ada yang tak mungkin kan?
Anak pak Lurah, si Demit bercita-cita ingin jadi pemain musik TOP, karena menurutnya dengan bermain musik ia bisa menjadi kaya raya jika albumnya meledak dan lagunya Hits di mana-mana, sekaligus menghibur banyak orang, seperti Mick Jagger dan Rolling Stone, The Beatles dll. Itulah sebabnya Demit terus bermain musik sejak dulu sampai sekarang.
Anak pak camat, si Ragile bercita-cita jadi mentor atau pelatih dari teman-temannya si Arke, Herry dan Demit, karena menurut Ragile "Jika murid-murid atau anak asuhnya berhasil di bidangnya dan kaya raya, maka sebagai mentor atau pelatih pasti ia lebih sukses dan lebih kaya raya. Hebat banget pikiran anak kecil bernama Ragile ini yah? Saking hebatnya, tak heran setelah besar Ragile berhasil membuat planet baru yang bernama PLANET KENTHIR, yang isinya orang-orang cerdas pilihan dari planet BUMI.
So, apa cita-citamu waktu kecil?