Pernyataan pimpinan KPK terkait pertanyaan banyak anggota masyarakat yang mempertanyakan mengapa KPK tidak juga meningkatkan status penyelidikan pembelian lahan RS Sumber Waras ke penyidikan, sementara temuan BPK mengatakan dengan terang bahwa terjadi pelanggaran dan kerugian negara sebesar Rp 191 miliar (WOW), membuat tangan saya jadi gatal untuk ikutan menuliskan pengamatan dan analisis saya terkait hal ini.
Alexander Marwata "Kami harus yakin betul di dalam kejadian itu ada niat jahat. Kalau hanya kesalahan prosedur, tetapi tidak ada niat jahat, ya susah juga,"
Laode Muhammad Syarif "Kalau menetapkan sebagai tersangka, saya harus tahu kamu itu berniat merusak, mengambil keuntungan atau merugikan negara."
Kenapa 2 pimpinan KPK yang jiwa dan semangat anti korupsinya tidak diragukan lagi, sampai-sampai mengeluarkan pernyataan menggelitik yang membuat saya jadi sedikit geli sehingga saya jadi senyum-senyum sendiri?
Yuk kita bahas beberapa kemungkinan alasan sehingga kita bisa menjawab pertanyaan di atas. Tidak usah kuatir dan pusing kepala apakah jawaban kita benar atau salah, ini kan bukan ujian. Kalo benar menandakan kita pintar, kalo salah yah tinggal minta maaf. Minta maaf kan bisa kapan saja, tak perlu menunggu hari raya idul fitri tiba.
1. Mungkin penyidik KPK sedang sibuk
Beban kerja penyidik KPK itu over load. 1 penyidik bisa terlibat dalam tim penyidikan lebih dari 10 kasus. Baik kasus yang berangkat dari laporan masyarakat, penyelidikan internal, maupun operasi tangkap tangan.
Mereka kerja bersama-sama, misalnya dalam pemeriksaan saksi-saksi, penggeledahan, penyadapan, pemantauan dll. Karena beban pekerjaan yang over load ini, sangat mungkin penyelidikan pembelian RS sumber waras jadi jalan di tempat, karena memang berkas dari BPK nya banyak, sehingga untuk menyentuhnya pun belum sempat atau tidak ada waktu.
2. Mungkin penyidik KPK lelah
Saking sibuknya kerja, setiap hari periksa saksi periksa tersangka, lama-lama penyidik akan lelah. Penyidik juga manusia, butuh istirahat, butuh happy-happy, yang penting tidak melanggar hukum. Penyidik butuh piknik, butuh lihat yang segar-segar. Jika penyidik menggenjot kasus pembelian lahan RS Sumber Waras di Grogol, penyidik kan mesti ke TKP, penyidik akan makin lelah, mudah stress karena melihat banyak orang-orang stress bahkan gila di RS Sumber Waras Grogol. Jika tidak percaya dengan point 2 ini, silakan konfirmasi ke rekan Herry FK yang pernah mondok 3 bulan di sana. Wkwkwk
3. Pilkada DKI Jakarta masih jauh, calon gubernur resmi dari KPU belum juga diumumkan.