Lihat ke Halaman Asli

Hadiah untuk Gede Pasek Suardika

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1390396841193287542

Bersih - bersih yang dilakukan Partai Demokrat terhadap loyalis Anas Urbaningrum di Partai Demokrat kini terjadi kembali. Kali ini Gede Pasek Suardika disingkirkan. Pada hari Senin (13/012014), DPR RI telah menerima surat pemberitahuan pergantian Gede Pasek Suardika dari Partai Demokrat. Dimana kita ketahui Gede Pasek merupakan Sekjen ormas yang dipimpin Anas Urbaningrum.

Jika sebelumnya Gede Pasek Suardika diturunkan dari Kursi Ketua Komisi III lalu dipindahkan ke Komisi IX, kini Gede Pasek disingkirkan dari partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tuduhan melanggar pakta integritas dan kode etik Partai Demokrat. Pemecatan ini dinilai kurang tepat dan memperjelaskan kebencian sebagian elit Partai Demokrat kepada Anas Urbaningrum. Salah satunya adalah Ruhut Sitompul.

Ruhut sendiri mengaku kesal dengan sikap sejumlah kader Demokrat yang bergabung dalam ormas bentukan mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu layak disingkirkan dari partai berlambang segitiga. Dan apa yang digeimingkan ‘si Poltak’ akhirnya diamini Syarief Hasan. Syarief menegaskan pemecatan dilakukan partainya sudah sesuai dengan mekanisme internal partai

[caption id="attachment_307600" align="alignnone" width="635" caption="Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Juru Bicara PD Ruhut Sitompul."][/caption]

Pemecatan itu merupakan salah satu konsekuensi dan hadiah istimewa dari Partai Demokrat buat Gede Pasek yang bergabung di Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). "Pak SBY selaku Ketua Umum mengetahui atas pemecatan Gede Pasek," ungkap Menteri Koperasi dan UKM itu, beberapa waktu lalu. Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie yang juga Ketua DPR itu berharap Gede Pasek tidak mengugat Partai Demokrat atas keputusan partainya yang memecatnya.

Sebelumnya diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat SBY yang juga Presiden RI langsung mengadakan temu kader Partai Demokrat di tanah kelahiran Gede Pasek. Acara yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center dihadiri juga sejumlah petinggi partai, yaitu Syarief Hasan, Jero Wacik, dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Kepergian SBY ke Pulau Dewata tersebut untuk mencari dukungan kadernya di Bali atas gugatan Gede Pasek menuai kritik sebagian Fraksi di DPR

Mereka menilai SBY tak peka terhadap bencana yang sedang terjadi di sejumlah tempat di tanah air dan malah sibuk mengurus partai. Sebagai kepala negara sudah seharusnya SBY memantau dan meninjau langsung korban bencana. Urusan partai, bisa diwakilkan oleh pejabat lainnya. Sebagaimana diketahui Gede Pasek akan mengugat Partai Demokrat atas pemecatan dirinya sebagai anggota DPR RI dan menyalahi prosedural karena tidak ditandangani Ketua Umum, tetapi yang tandatangan Ketua Harian.

“Saya segera akan melakukan gugat kepada Ketua Harian dan Sekjen Partai Demokrat karena telah melakukan pencemaran nama baik saya dan telah menuduh saya telah melanggar kode etik padahal saya juga tidak pernah melakukannya," kata Gede Pasek saat konferensi pers didampingi politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fachri Hamzah, dan politisi lainnya.

Pemecatan loyalis Anas itu mengundang protes dari Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah. Menurut Fahri, pemecatan Gede Pasek sarat dengan tanda tanya karena Sekjen PPI itu diketahui tak terlibat tindak pidana. Apalagi Gede Pasek dipilih rakyat dan memegang mandat rakyat yang memilihnya. Dia menuding, SBY kerap kali menghukum seseorang menggunakan tangan orang lain.

Praktis lagi, loyalis Anas Urbaningrum di Partai Demokrat, kini tinggal Saan Mustofa. Mantan Wakil Sekjen Partai Demokrat ini selama gonjang - ganjing Anas menjelang dijebloskan KPK ke Rutan, memang tidak terlihat ekstrem bersama rombongan Ormas PPI menemani Anas di KPK. Walau begitu, Saan Mustofa sempat datang ke KPK untuk menjenguk Anas Urbaningrum yang saat ini ditahan di rutan KPK. Tapi, KPK tidak mengijinkan, sehingga dia gagal bertemu Anas.

Akankah Saan disingkirkan dari Partai Demokrat seperti yang dialami koleganya Gede Pasek ? Atau sebaliknya, agaknya waktu yang akan menjawab.

========================

Penulis

Joko Dwi Cahyana (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline