Lihat ke Halaman Asli

Kebebasan Bertingkah Laku, Buah Busuk Demokrasi

Diperbarui: 27 Maret 2018   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: tribunstyle.com)

Sekitar dua pekan yang lalu, beredar di media massa terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para demonstran perempuan yang membawa poster-poster yang bertuliskan tentang kebebasan kaum wanita.

Aksi unjuk rasa ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional pada hari Kamis, 8 Maret 2018.

Poster-poster yang dibawa oleh para demonstran perempuan itu diantaranya bertuliskan, "Tetekku bukan urusanmu", " Aurat gue bukan urusan lo!", "Bukan salah tubuhku tapi kamu yang melanggar otoritas tubuhku". Sebagian besar tulisan-tulisan di dalam poster itu menyuarakan tentang kebebasan perempuan dalam berekspresi khususnya dalam berpakaian. 

Mereka menyuarakan pada dunia dan kepada para perempuan di seluruh dunia bahwa, perempuan bebas memakai apa saja tanpa harus ada batasan dan aturan. Bahwa pelecehan atau kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan bukanlah disebabkan oleh pakaian yang mereka gunakan. Bahwa urusan akhirat mereka bukanlah urusan orang lain. 

Padahal dalam islam, semua urusan manusia itu telah diatur oleh Allah sang Pencipta, termasuk aturan berpakaian bagi kaum perempuan. Sudah jelas tercantum dalam Al-Quran bahwa setiap muslimah wajib mengenakan jilbab (pakaian kurung yang menjulur sampai ke kaki. QS. Al-Ahzab: 59), dan juga khimar (kerudung yang menutupi rambut perempuan sampai ke dada. QS. An-Nur: 31). 

Aturan yang telah Allah tetapkan ini pastinya demi kebaikan kaum perempuan sendiri. Inilah cara islam memuliakan kaum perempuan. yaitu dengan tidak mengumbar auratnya untuk dijadikan konsumsi mata para lelaki dan untuk menjaga kehormatannya serta untuk menjauhkan perempuan dari fitnah dan kejahatan. 

Namun yang terjadi saat ini, banyak para perempuan yang berlomba lomba mempercantik tubuhnya untuk kemudian diumbar ke khalayak umum dengan bangga. Rok mini dengan baju ketat yang memperlihatkan sebagian besar tubuh perempuan dianggap modern dan keren. Sedangkan mereka yang menutup aurat dalam rangka mentaati aturan Allah malah dicap teroris dan  radikal.

Inilah buah dari sistem demokrasi yang menghasilkan kebebasan-kebebasan yang tidak sesuai dengan syariat (aturan) Allah. Di dalam sistem ini, aturan Allah tidak diterapkan. Alih-alih aturan buatan manusia yang digunakan. Padahal sudah nampak kerusakan dimana-mana akibat dicampakkannya aturan Allah. 

Aksi unjuk rasa yang menyuarakan kebebasan perempuan tersebut adalah salah satu bukti bahwa kebebasan berekspresi lebih diutamakan dibandingkan dengan aturan Allah. Seolah olah mereka berkata bahwa Tuhan tidak berhak mengatur mereka. Padahal sejatinya, karena Allah yang telah menciptakan manusia, maka Allah lah yang lebih tau apa yang terbaik bagi hambaNya. Maka Allah lah yang paling berhak memberikan aturan bagi hambaNya.

(Nia Agustin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline