Islam mengajarkan kita menjadi pribadi yang pemaaf. Terlebih kita bukan malaikat yang bebas dari salah dan khilaf. Kita adalah manusia yang tidak pernah luput dari alpa dan cela.
Dalam Al-Quran, ada banyak ayat yang memerintahkan kita untuk berbesar hati memaafkan kesalahan orang lain. Sebesar apapun kesalahan tersebut berdampak kepada kita.
Perintah tersebut salah satunya tercantum dalam Q.S An-Nur ayat 22:
"...Dan hendaklah mereka memberi maaf dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Agar kita menjadi pribadi yang pemaaf, mudah mengampuni kesalahan orang lain, Allah juga bahkan menjanjikan surga. Hal tersebut seperti yang termaktub dalam Q.S Ali Imran:133-134.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Namun, meski sudah dijanjikan surga, mengapa kita terkadang masih sulit memaafkan kesalahan orang lain?
Dampak Kesalahan Terlalu Besar
Saat seseorang melakukan kesalahan yang berdampak besar pada kehidupan kita, terkadang sulit memaafkan orang tersebut. Kita juga khawatir kekhilafan yang sama akan kembali diulang oleh orang itu saat kita memaafkan dan kembali menjalin hubungan baik dengannya.