Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Ini 6 Topik Obrolan Menarik saat Mudik

Diperbarui: 29 April 2022   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkumpul bersama keluarga saat Idulfitri. | Foto dokumentasi rawpixel/freepik diambil dari kompas.com

Salah satu aktivitas yang kerap dilakukan saat kita mudik lebaran di kampung halaman adalah mengobrol bersama keluarga dan kerabat. Bercengkrama.

Apalagi pada momen Idulfitri, seluruh saudara yang tersebar di kota yang berbeda umumnya berkumpul, menginap di salah satu rumah anggota keluarga yang tertua atau dituakan. Biasanya rumah kakek-nenek.

Saat berkumpul seperti itu, rata-rata ada saja hal-hal ringan yang diobrolkan antar saudara. Terkadang berbincang untuk mengorek informasi, ingin tahu kabar terbaru dari anggota keluarga yang sedang kita ajak mengobrol, ada kalanya sekadar berbasa-basi. Hanya sebagai penghangat suasana.

Berada di salah satu ruangan dengan saudara dalam waktu yang lumayan lama terkadang membuat kita awkward bila hanya saling diam. Nah, agar suasana tidak terasa canggung, dicarilah obrolan-obrolan ringan sebagai pencair suasana.

Sayangnya, terkadang ada hal yang menurut kita biasa saja, hal sepele yang bisa diperbincangkan secara ringan, bagi sebagian orang merupakan hal sensitif untuk dibahas. Sesuatu yang tidak ingin diulas dengan kita.

Lalu, apa sih topik yang aman, tetapi tetap menarik, yang bisa kita perbincangkan saat berkumpul bersama keluarga dan kerabat di momen lebaran?

Nostalgia Masa Lalu

Kejadian-kejadian berkesan di masa lalu lumayan aman untuk diperbincangkan bersama anggota keluarga, misalkan kejadian-kejadian lucu sewaktu kecil, saat berwisata ke suatu kota atau tempat wisata, atau peristiwa-peristiwa lain yang tidak terlupakan. Ingat, diluar aib ya, atau kejadian yang memalukan.

Setiap mudik lebaran, nenek mertua selalu menceritakan bagaimana beliau berupaya membesarkan kedelapan buah hati dengan baik. Kondisi perekonomian yang terbatas membuat nenek mertua harus kreatif mencari tambahan pendapatan, mulai dari membeli perahu dan menyewakannya kepada nelayan dengan bayaran ikan hasil tangkapan, hingga menerima jasa jahit dan menjual aneka kue.

Alih-alih ada yang tersinggung, cerita nenek mertua disambut baik para pendengar, terutama para pasangan yang baru menikah "seumur jagung" seperti saya. Cerita beliau, membuat kami tergugah untuk lebih kreatif mengupayakan yang terbaik untuk anak-anak. Keterbatasan pendapatan jangan membuat kita menghentikan langkah, justru harus menjadi pelecut untuk mencari peluang lain, yang halal tentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline