Gimana, sekarang sudah mengerti?
Pertanyaan tersebut kerap saya ucapkan setiap kali mendampingi si buah hati belajar pelajaran sekolah. Saat ia mengangguk yakin, ada rasa lega yang langsung menjalar di dada. Namun, saat ia menggelang dengan lemah, saya biasanya langsung memejamkan mata sambil menggertakan gigi.
Bukan, bukan ingin "meledak", lalu memarahi anak. Namun, lebih ke arah rasa putus asa. Bingung, harus menggunakan cara apa lagi agar si kecil mengerti. Apalagi bila sudah dijelaskan berkali-kali dengan cara berbeda, tetapi ia masih tetap saja menggelang tanda belum paham.
Sejak pandemi Covid-19 menerpa, tugas orangtua mendampingi anak belajar pelajaran sekolah memang terasa lebih berat.
Waktu belajar bersama guru yang sangat terbatas, baik dari sisi durasi maupun interaksi, membuat anak-anak kurang begitu paham materi pelajaran yang dipelajari. Alhasil, orangtua harus ikut mem-back up.
Kalau mata pelajaran non-eksakta, tidak begitu sulit menjelaskan kepada anak. Tinggal menerangkan panjang lebar, beri contoh dari kehidupan sehari-hari yang lekat dengan si buah hati, lalu buat beberapa pertanyaan latihan, biasanya mereka sudah langsung mengerti. Paham.
Nah, yang sedikit rumit itu pelajaran eksakta. Matematika salah satunya. Terkadang kita mengerti materi pelajarannya, tetapi sulit untuk menjelaskannya kepada si kecil.
Bingung bagaimana agar si buah hati mengerti logikanya? Apa dulu yang harus dijelaskan agar ia paham? Apalagi bila kemampuan dasar hitung-menghitungnya masih sangat terbatas.