Ngggg... nggg... nggg....
Suara mesin jahit terdengar bersahutan dari rumah bercat hijau di Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Suaranya halus dan teratur.
Sesekali, suara jarum yang bertemu dengan kain yang sedang dibentuk beragam pakaian itu bercampur gelak tawa dari para pekerja, atau instruksi dari pemilik Yeni's Style Konveksi, Eneng Yeni Sugiarti.
Meski suasana terasa akrab dan semarak, para pekerja yang duduk rapi berderet secara memanjang ke belakang itu, terlihat tertib mengerjakan tugas masing-masing.
Ada yang menggambar pola, memotong kain, menjahit, mengobras, menyablon, mengecek hasil jahitan, hingga menyetrika pakaian-pakaian yang sudah selesai dijahit.
Eneng Yeni mengungkapkan, meski pandemi Covid-19 masih menerpa, pesanan menjahit tetap melimpah, baik dari brand-brand pakaian yang sudah bekerja sama, maupun dari instansi dan perorangan.
"Apalagi menjelang Ramadan seperti saat ini. Sehingga, meski bekerja dalam suasana kekeluargaan, tetap harus disiplin memanfaatkan waktu. Bila tidak, pesanan akan terbengkalai," ucap perempuan yang akrab disapa Neng itu.
Sempat Terdampak Pandemi