Batam, Kepulauan Riau, dikenal sebagai salah satu kota di Indonesia dengan jumlah pendatang yang cukup tinggi. Saking banyaknya jumlah pendatang, kota yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura ini bahkan memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Berdasarkan data yang dirilis Demographia World Urban Areas, Batam (sempat) ditetapkan sebagai kota dengan pertumbuhan penduduk tertinggi di dunia. Menurut perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, pada 2016 lalu tingkat pertumbuhan penduduk di Batam mencapai 7,4 persen per tahun.
Meski cukup banyak pendatang, suasana menjelang Idulfitri di Batam tetap ramai. Banyak pendatang yang lebih memilih pulang kampung ke kota masing-masing. Namun tak sedikit juga yang tetap memilih menghabiskan "hari kemenangan" di kota yang berjuluk Bandar Madani Dunia tersebut.
Mall Cukup Padat
Semakin dekat hari raya, pusat perbelanjaan di Batam semakin padat pengunjung. Mereka umumnya berkeliling untuk mencari keperluan lebaran, mulai dari baju, sepatu, sandal, mukena, hingga aksesories lain yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan secara langsung untuk menjalankan ibadah Idulfitri, seperti kacamata hingga aneka perhiasan.
Tadi malam (12/06), saat saya dan suami berkunjung ke salah satu mall di Kota Batam, suasana cukup padat. Semakin malam pengunjung semakin banyak. Tempat parkir juga semakin susah dicari. Saking penuhnya, pengelola mall dengan kreatif menata lahan parkir sedemikian rupa dengan tali-tali yang disiapkan khusus. Sehingga pengunjung dapat parkir lebih rapi, agar lebih banyak kendaraan yang bisa menggunakan lahan tersebut.
Entah lelah, entah bosan menunggu anggota keluarga lain mencari kebutuhan untuk lebaran. Beberapa orang ada yang lebih memilih duduk-duduk di lantai mall. Tak sedikit yang malah ketiduran. Sebagian ada juga yang duduk di kursi yang disediakan oleh pengelola pusat perbelanjaan.
Tak seperti hari biasa, antrian di kasir memang cukup panjang. Selain itu, ada beberapa pembeli yang saat sampai kasir ternyata ia belum final memilih barang. Sehingga saat kasir menghitung belanjaan yang sudah dipilih, pembeli tersebut masih asik memilah barang yang akan dibeli untuk tambahan. Nah, karena sebagian barang sudah terlanjur di-scan, otomatis dengan terpaksa si kasir menunggu hingga pembeli tersebut selesai memilah barang tambahan. Alhasil, antrian pun semakin lama.
Mall biasanya semakin padat saat lebaran semakin dekat. H-1 Idulfitri biasanya semakin banyak warga Batam yang menghabiskan waktu di Mall. Mereka berkeliling-keliling mencari pakaian yang akan dikenakan esok harinya untuk menyambut dan memeriahkan "hari kemenangan".
Dulu saya dan suami merupakan salah satu dari mereka. Seru rasanya berburu pakaian beberapa jam menjelang Idulfitri. Biasanya karena khawatir tidak terjual, banyak pedagang yang memilih menawarkan pakaian dengan harga lebih terjangkau, terutama di stand pameran khusus Ramadan yang ada di pusat perbelanjaan.
Namun ya itu, peminat banyak, saingan melimpah. Kita tidak leluasa memilih karena pengunjung lain juga ingin melihat dan membeli baju-baju yang mereka sukai. Alhasil, sejak beberapa tahun terakhir, saya dan suami lebih memilih berbelanja baju lebaran jauh-jauh hari, setidaknya h-3.
Selain penjual pakaian, tempat yang tak kalah banyak diserbu pengunjung mall di akhir Ramadan adalah gerai makanan. Menjelang waktu berbuka puasa, gerai-gerai makanan biasanya penuh pengunjung. Letih berkeliling mall mencari baju lebaran, membuat mereka lebih memilih berbuka puasa di tempat makan yang ada di dalam mall.
Pasar Semakin Sesak
Semakin mendekati lebaran, pasar juga semakin sesak. Tadi pagi (13/6), saat saya berkunjung ke salah satu pasar tradisional dekat rumah, penjual daging sapi sukses dikerubuti ibu-ibu. Mereka antre menunggu giliran untuk mendapatkan daging segar yang akan diolah untuk penganan hari raya.
Begitu pula dengan penjual buah, sayur, dan ikan, penuh oleh para pembeli. Pembeli juga bahkan memenuhi toko-toko aksesories yang menjual jepit rambut, ikat rambut, bros, hingga kaos kaki. Tak sedikit juga yang berburu aneka khimar, hijab, hingga gamis dan baju koko aneka model.
Butuh usaha ekstra untuk berpindah dari satu lapak ke lapak lain. Terlebih bila kita juga memutuskan menjadi salah satu dari mereka, memilah barang yang akan dibeli sesuai dengan kecocokan hati dan kecocokan budget. Terlebih ibu-ibu biasanya sangat sigap, saat melihat ada yang bagus, langsung diambil dulu, mana yang dibeli, nanti diputuskan belakangan, yang penting tidak diambil dulu oleh pembeli lain.
Penjual di pasar tradisional yang tak kalah laris menjelang Idulfitri adalah penjual cangkang ketupat. Banyak ibu-ibu yang memilih membeli cangkang ketupat yang sudah jadi dibanding harus repot membuat sendiri. Beberapa bahkan ada yang pesan ketupat yang sudah jadi. Kebetulan cukup banyak pedagang yang menawarkan jasa tersebut. Biasanya hari ini pesan, besok diambil sesuai dengan jumlah yang dipesan.
Bagaimana suasana menjelang lebaran di kota teman-teman Kompasianer? Mal dan pasar padat juga kah seperti di Batam? Salam Kompasiana! (*)