Saat memasuki Harris Hotel Batamcentre, Batam, Kepulauan Riau, suasana Ramadan langsung terasa. Lagu-lagu Islami mengalun lembut menentramkan siapapun yang mendengar. Terlebih tembang-tembang tersebut langsung dinyanyikan secara live oleh salah satu band Kota Batam.
Beranjak ke lokasi buka puasa bersama, suasana Ramadan semakin terasa. Hotel yang berada persis di samping Pelabuhan Ferry Internasional Batamcentre tersebut, menghias beberapa sudut hotel dengan ornamen khas bulan suci. Ada beduk, hingga gapura yang berwarna hijau-kuning.
Namun, sesuatu yang paling "mencolok mata" adalah deretan takjil yang disajikan. Beragam pastry berwarna-warni ditata sedemikian rupa disuatu sisi. Kue-kue tersebut disusun di satu tempat berwarna putih yang berumpak-umpak, sehingga terlihat cukup kontras. Saya bahkan hampir tidak tega untuk mengudapnya, saking cantiknya.
Belum lagi kurma dan beragam jajanan pasar, mulai dari pastel, risoles, lupis, hingga kue talam pisang. Menariknya, bumbu yang ditawarkan untuk gorengan-gorengan tersebut sangat beragam, mulai dari soas, cabe rawit, hingga bumbu kacang. Hadeeh jadi serasa masih tinggal di Bogor, Jawa Barat, kalau berbuka puasa dengan gorengan yang diberi bumbu kacang.
Saat itu, saya berbuka puasa bersama suami dan anak. Kalau makanan yang menarik perhatian anak saya adalah cotton candy yang dibuat secara live oleh sang chef. Lumayan lucu juga, melihat butiran gula yang berubah menjadi gumpalan-gumpalan permen. Selain itu, anak saya juga sangat suka dengan puding dan waffle yang diberi es krim tiga rasa, vanila, strowberi, dan cokelat.
Sementara suami lebih suka martabak telur, mie lendir dan mpek-mpek. Menurut saya mpek-mpeknya memang juara. Ikannya sangat terasa, namun tidak amis. Selain itu perpaduan asin, pedas, asam di cuko-nya juga sangat pas. Tidak terlalu pedas, namun juga tidak terlalu anyep. Cocok untuk dikudap berkali-kali.
Kalau favorit saya adalah asinan. Jarang-jarang buka puasa dengan asinan seperti itu. Maklum hampir seluruh penjual takjil di Kota Batam tidak ada yang menjual asinan. Padahal dulu sewaktu masih lajang, asinan adalah menu wajib buka puasa saya dan keluarga di rumah. Bila tidak buat sendiri, kami beli. Ada banyak penjual asinan di sekitar rumah. Namun kalau di Batam adanya penjual rujak coel, kalau tidak diberi bumbu petis, ya kacang.
Memanjakan Para Perantau
Ramadan tahun ini Harris Hotel Batamcentre mengusung tema "Festival Ramadhan Jalur Mudik". Sesuai dengan tema tersebut, pihak hotel menyediakan menu-menu makanan andalan setiap daerah untuk menu utama, seperti makanan unggulan dari Surabaya, Bali, Sunda, Medan, Palembang, Betawi, Melayu, Manado dan Banjar.
Saat saya berbuka puasa di sana, menu yang disajikan adalah menu Palembang, seperti Kimlo, Ayam Malbi, Pindang Ikan Patin, Palai Udang Pedas, dan Gulai Labu Siam Santan. Walaupun bukan orang Sumatera Selatan, namun menu-menu tersebut terasa cocok di lidah saya yang hobi makan yang gurih dan pedas.
Menurut Cluster Marketing Communication Manager Harris Batam, Dilla Bachmid, pihak hotel sengaja mengusung tema tersebut. Tujuannya agar para perantau yang tahun ini tidak bisa pulang kampung untuk merayakan Idulfitri di tanah kelahiran, dapat tetap menikmati makanan-makanan khas daerah mereka. Pengunjung tinggal menyesuaiakan saja jadwal berbuka dengan menu utama yang disajikan.