Ramadan itu identik dengan ngabuburit. Menyenangkan rasanya menghabiskan waktu menunggu waktu berbuka puasa di suatu tempat dengan orang-orang terdekat. Ada banyak tempat ngabuburit favorit di Batam, mana saja yang paling favorit? Yuk, disimak ulasannya.
Masjid Jabal Arafah
Ini lokasi ngabuburit paling favorit versi saya. Masjid ini terletak di tengah kota, di Nagoya, tepatnya di samping pusat perbelanjaan Nagoya Hill. Selain itu juga tidak begitu jauh dari rumah. Waktu tempuh dari rumah ke masjid ini sekitar lima hingga 10 menit. Apalagi sekarang ada jalan masuk/keluar dari samping I Hotel, tidak harus melalui samping gedung Bank Mandiri.
Masjid ini menjadi favorit karena sarat dengan kegiatan keagamaan. Setiap kali selesai shalat wajib ada tausyiah yang disampaikan oleh imam. Tema yang disampaikan berbeda-beda, namun sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Meski sudah tahu sunah dan hukumnya, terkadang kita sebagai manusia memang harus diingatkan kembali.
Saat saya berkunjung akhir pekan lalu, tausyiah yang disampaikan saat shalat dzuhur mengenai berbakti kepada orangtua. Bagaimana kita sebaiknya memperlakukan orangtua, terutama setelah kita sendiri berkeluarga. Terkadang setelah kita memiliki keluarga inti sendiri, orangtua sedikit terabaikan.
Usai shalat dan mendengarkan tausyiah yang tidak lebih dari 10 menit, ada banyak kegiatan yang dapat diikuti. Saat saya berkunjung ada beberapa anak yang sedang belajar mengaji dibimbing oleh salah satu ustadz. Sementara orang-orang dewasa mengaji sendiri, kebetulan Al-Quran tersedia cukup banyak di masjid tersebut.
Saat itu, saya sendiri lebih memilih berkeliling masjid, menikmati sepoinya angin dari pohon-pohon yang berada di sekitar masjid. Apalagi di samping masjid juga ada kolam ikan yang airnya sangat jernih sehingga kita dapat melihat dengan jelas ikan-ikan mas sebesar telapak tangan orang dewasa.
Bosan melihat ikan, saya dan anak menuju Masjid Jabal Arafah Tower. Kami melihat suasana Kota Batam melalui menara masjid. Lumayan seru, meski tidak maksimal. Hal tersebut dikarenakan saat itu hujan mengguyur cukup deras sehingga pemandangan sedikit berkabut. Selain itu, teropong yang biasa digunakan untuk "mengintip" dari atas tidak lagi tersedia karena rusak.
Setelah itu kami kembali ke dalam masjid untuk menjalankan shalat ashar. Setelah shalat, mendengarkan tausyiah dan berdoa, kami kemudian berkunjung ke perpustakaan yang terletak di samping masjid. Kami membaca buku hingga senja hampir berlalu. Bila tidak ingat buka puasa hampir menjelang, hingga perpustakaan tutup kami mungkin masih disana.
Koleksi buku di perpustakaan Masjid Jabal Arafah sangat banyak, ada lebih dari 8.000 judul buku. Tak hanya buku mengenai Islam, banyak juga buku-buku pengetahuan umum, biografi, ekonomi, komunikasi, beragam kamus, motivasi, hingga buku-buku anak. FYI, jam operasional perpustakaan dari pukul 09:00 hingga 20:00 WIB, setiap hari kecuali saat Idulfitri. Gratis, siapapun boleh mengakses. Namun buku hanya boleh baca di tempat.
Sebenarnya di bagian bawah masjid juga ada kedai makan yang selalu buka saat buka puasa menjelang. Namun, saat itu kami memang sedang tidak merencanakan berbuka puasa di luar rumah. Apalagi waktu itu juga kami hanya pergi berdua, saya dan anak, suami tidak ikut. Bila membiarkan suami berbuka puasa sendiri di rumah rasanya tidak tega.