Kami sebenarnya bukan termasuk keluarga yang gemar merayakan hari istimewa. Terlebih bila hari-hari spesial tersebut jatuh saat hari kerja. Saya dan suami memilih lebih fleksibel. Kami tidak ngoyo harus candle light dinner saat Valentine's Day, atau bertukar kado saat perayaan ulang tahun pernikahan.
Valentine's Day lalu, kami hanya duduk-duduk di pelataran parkir sebuah minimarket dekat rumah sambil menikmati jajanan khas nusantara. Kebetulan minimarket tersebut membuat panggung khusus, lengkap dengan round table yang dapat dimanfaatkan para pengunjung untuk duduk-duduk santai sambil menikmati live music.
Kami berkunjung ke minimarket itu pun sebenarnya tidak sengaja. Bukan secara khusus datang dan berdandan rapi untuk "berpacaran ulang" di hari kasih sayang. Malam itu, entah mengapa saya ingin sekali memakan buah. Satu-satunya penjual buah terdekat dari rumah adalah minimarket tersebut.
Alhasil karena sudah malam, serombongan kami pergi ke sana. Pergi sendiri kok rasanya tidak nyaman karena sudah mulai larut, sementara bila meminta tolong suami khawatir salah membeli jenis buah yang ingin saya konsumsi. Maklum saya sedikit pemilih untuk hal makanan, bila tidak suka ya tidak dimakan.
Namun ternyata ada hikmahnya juga pergi dengan formasi lengkap. Saat tahu ada perayaan Valentine's Day dan masih ada kursi kosong yang dapat kami tempati, kami pun ikut berbaur dengan para pengunjung lain. Lumayan dapat menikmati lagu-lagu romantis sambil mencicip aneka makanan tradisional, mulai dari cilok, tahu sumedang, hingga moci.
Memilih Berwisata Pantai
Ada banyak cara untuk menjaga kehangatan keluarga. Setiap keluarga pasti memiliki "resep" tersendiri yang mungkin berbeda dengan keluarga lain. Terlebih tak akan ada keluarga yang persis sama --karena setiap keluarga itu unik. Kalaupun sama di tingkat ekonomi, mungkin berbeda di sisi minat. Sebaliknya, saat memiliki persamaan dalam hal minat, justru berbeda dari sisi latar belakang.
Saya dan suami memilih menjaga kehangatan keluarga dengan berwisata pantai secara berkala. Sejak tahun lalu, kami berkomitmen untuk berkunjung dari satu pantai ke pantai lain di Kota Batam setiap akhir pekan. Meski terkadang, pada kenyataannya suka "mangkir" juga karena ada kegiatan lain yang tidak dapat ditinggalkan.
Alasan kami memilih wisata pantai untuk menjaga kehangatan keluarga adalah karena anak semata wayang kami sangat hobi berenang dan bermain pasir. Alasan lain karena Batam, Kepulauan Riau, memiliki banyak pantai yang sangat menarik di setiap titik. Sepertinya, belum tentu dapat habis terkelilingi dalam waktu satu tahun.
Saking banyaknya pilihan, kami hanya tinggal memilih akan menghabiskan akhir pekan di pantai mana, pantai di sekitar Nongsa kah yang padat dengan wisata-wisata bahari kekinian, pantai di wilayah Sekupang sambil mengintip siluet Singapura, atau pantai-pantai di sekitar landmark Kota Batam, Jembatan Barelang, yang masih sangat alami?
Namun alasan utama dari semua itu adalah, berwisata pantai tidak menguras kantong. Sehingga, kalaupun pergi setiap akhir pekan, jatah bulanan untuk keperluan dapur tidak terganggu. Umumnya uang masuk untuk menikmati fasilitas pantai di Kota Batam Rp10.000/orang, sementara untuk kendaraan roda empat sekitar Rp2.500/kendaraan.