Macao memiliki karakteristik yang unik. Wilayah dengan status Daerah Adminstratif Khusus Republik Rakyat Tiongkok tersebut menawarkan banyak hal menarik yang sepertinya tidak akan bisa didapatkan dari daerah lain. Seperti apa keunikan Macao? Yuk, disimak ulasannya di sini.
Akulturasi Timur dan Barat
Macao merupakan bagian dari Tiongkok. Lebih dari 90 persen penduduk di daerah tersebut juga beretnis Tionghoa. Namun berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Tiongkok, budaya Tionghoa di wilayah yang berbatasan langsung dengan Hongkong itu tak begitu mendominasi.
Seperti umumnya kota-kota lain di Tiongkok, Macao juga memiliki banyak kuil dan candi yang digunakan untuk tempat beribadah oleh sebagian besar penduduk. Ada Kun Iam Tong, Lin Kai Miu, Pou Tai Sin Un, Tam Kung Miu, hingga A-Ma Temple yang merupakan kuil tertua di Macao.
Hanya saja, sempat menjadi daerah koloni Portugis selama lebih dari 400 tahun, membuat Macao juga kaya akan bangunan-bangunan khas Eropa yang megah dan menjulang, mulai dari katedral, kapel, gereja, taman, museum, benteng, hingga pertokoan dan rumah-rumah penduduk .
Bahkan Ruins of St. Paul yang memiliki arsitektur khas Benua Biru menjadi landmarkpaling terkenal di Macao. Reruntuhan gereja peninggalan kolonialiasi Portugis tersebut selalu ramai dikunjungi para wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk dijadikan sebagai latar ber-swa-foto.
Menariknya, alih-alih timbul gejolak akibat budaya Tionghoa dan Portugis yang begitu kontras, masyarakat Macao justru pintar memadukan dua kultur tersebut secara harmonis Mereka bahkan tak segan menggunakan dua bahasa sekaligus --Cina dan Portugis-- sebagai bahasa resmi.
Beberapa tempat wisata di Macao yang kental dengan perpaduan budaya Tiongkok dan Portugis --salah satunya adalah San Malo (Senado)-- menggunakan dua bahasa resmi tersebut sekaligus. Keterangan setiap bangunan di kawasan itu menggunakan Bahasa Cina dan Portugis secara bersamaan.
Begitu juga dengan kuliner. Dibanding harus memilih penganan khas timur atau barat, masyarakat Macao justru dengan jeniusnya mengkombinasikan kedua olahan dari dua wilayah itu menjadi sebuah masakan baru yang khas dan berkelas. Salah duanya adalah Udang Chilli Macao dan Galinha Africana.
Alhasil, akulturasi dua kebudayaan yang sangat berbeda tersebut justru menjadi pesona tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung, termasuk wisatawan Indonesia. Mungkin itu juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Macao dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2005 lalu.
Banyak Landmark Kota Besar Eropa