Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Seru, Berbuka Puasa sambil Menikmati Sunset

Diperbarui: 13 Juni 2017   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana berbuka di Harris Resort Waterfront. | Dokumentasi Pribadi

Hari sudah beranjak senja saat saya dan suami berangkat menuju Harris Resort Waterfront Batam, Kepulauan Riau, Kamis (8/6). Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17:15 WIB, sementara jarak antara rumah kami --di Sei Panas-- dengan resort tersebut lumayan jauh. Terlebih jalur melalui Simpang Jam ditutup sementara karena ada pengerjaan fly over. Alhasil, kami mengambil jalan memutar melalui BCS Mall yang lalu lintasnya lumayan padat pada jam-jam tersebut.

Sepanjang jalan kami sangat khawatir, takut datang jauh melewati jam berbuka puasa --pukul 18:09 WIB. Namun, ternyata waktu tempuh rumah dengan Harris Resort Waterfront tidak selama yang dibayangkan. Sebelum jam berdentang ke angka 18:00 WIB, saya dan suami sudah duduk manis di tempat berbuka puasa.

Sudut favorit tempat berbuka puasa bersama di Harris Resort Batam. | Dokumentasi Pribadi

Melihat waktu berbuka yang relatif masih lama, usai memilih meja kami memutuskan berkeliling di sekitar resort --melihat pemandangan yang tersaji. Kebetulan sore itu pemandangan di tempat berbuka puasa bersama Harris Resort Waterfront sangat memukau. Matahari terlihat penuh dengan warna jingga solid yang menawan.

Telat foto, sunsetnya hanya dapat ini. | Dokumentasi Pribadi

Jujur, itu pemandangan sunset terindah yang pernah saya lihat sepanjang hidup. Namun sayang, karena terlalu terpesona dengan pemandangan mentari tenggelam itu, saya malah lupa angkat kamera. Alhasil pemandangan tersebut berlalu begitu saja. Saat saya tersadar, mataharinya sudah tinggal bayangan --bola orange bulat penuh itu keburu menghilang. Saya hanya sempat mengabadikan matahari bulat penuh itu saat diparkiran.

Bisa mencicip makanan yang saat itu juga dimasak sang chef. | Dokumentasi Pribadi

Santai, Seperti Berbuka di Teras Rumah Kerabat

Ramadan sebenarnya merupakan momen favorit saya untuk mencicip aneka masakan hotel. Umumnya saat bulan suci tiba, semua hotel menawarkan paket berbuka puasa dengan harga lebih terjangkau, namun dengan penganan yang lebih melimpah ruah. Hampir setiap hotel berlomba menyajikan selengkap mungkin makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup untuk memanjakan tamu yang berkunjung.

Sayang, suasana yang terlalu hiruk-pikuk terkadang membuat saya enggan untuk berbuka puasa di hotel. Malas saja sih harus berebut mengambil takjil, atau antre panjang saat ingin menikmati menu utama. Itu makanya setiap kali ada undangan untuk berbuka puasa bersama di hotel --dengan teman-teman, saya terkadang enggan pergi.

Suasana saat mengambil makanan untuk berbuka. | Dokumentasi Pribadi

Namun saat saya berbuka puasa di Harris Resort Waterfront semua terasa berbeda. Tidak ada drama rebutan makanan, tidak ada antrean panjang. Suasananya terasa santai. Saya merasa lebih menikmati makanan dan suasana yang tersaji. Saya pribadi malah merasa seperti sedang berbuka puasa di rumah salah satu kerabat. Mungkin karena tempat berbuka puasanya di luar ruangan --di pinggir pantai yang rindang ditumbuhi bunga dan pohon. Pengunjung juga hanya antre beberapa orang, tidak sampai mengular.

Belum lagi makanan yang disediakan sangat lengkap dan banyak. Selain makanan utama berupa nasi dan lauk pauk, juga disediakan aneka jajanan --mulai dari mie aceh, mpek-mpek, rujak serut hingga es krim dan jamu. Menariknya ada beberapa jajanan yang diolah langsung didepan pengunjung, sehingga terasa lebih fresh.

Sate buah yang bisa dibalur coklat. | Dokumentasi Pribadi

Saat itu saya sendiri malah asik menikmati beragam minuman hangat dan dingin. Apalagi resort tersebut menyajikan beberapa minuman khas daerah seperti wedang jahe, Es Laksamana Mengamuk, hingga Es Air Mata Pengantin. Favorit saya adalah Es Laksamana Mengamuk, daging kelapa yang empuk dicampur mangga dan santan sangat terasa segar dan gurih. Sementara untuk makanan, saya suka sup ikan. Sup ikan ala Harris sedikit berbeda karena ditambahkan potongan nanas sehingga terasa berbeda. Padahal biasanya saya biasa mencoba nanas di masakan asam pedas atau asam manis yang biasa diolah warga Kepulauan Riau.

Mungkin itu makanya tidak ada antrean panjang meski saat itu pengunjung cukup banyak. Stall-stall makanan yang dibuat berjejer terpisah sepertinya sukses membuat pengunjung tidak menumpuk disatu titik. Apalagi setiap stall menawarkan aneka makanan atau minuman yang sangat menggiurkan untuk dicoba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline