[caption caption="Dok Pribadi/Iring-iringan carnival."][/caption]
Untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara, Batam tidak hanya mengandalkan wisata belanja maupun water sport. Kota yang berbatasan langsung dengan Singapura tersebut kini mulai merintis wisata alternatif dengan menggelar Batam International Fashion and Food Festival (BIFF) 2015.
[caption caption="Dok Pribadi/Carnival yang meriah."]
[/caption]
Acara yang digelar akhir November 2015 tersebut menggandeng 300 talent dari seluruh Kepri, mulai dari Batam, Tanjung Pinang, Bintan hingga Lingga. Para talent tersebut tidak hanya memperagakan beragam kostum menawan pada acara carnival yang diadakan disekitar Engku Putri, Batam, namun juga merancang dan membuat kostum tersebut.
Kostum yang dibawakan para talent cukup beragam dan sangat menarik perhatian, mulai dari kostum ala Ratu Pantai Laut Selatan hingga kostum yang menyerupai aneka binatang laut seperti kepiting dan cumi-cumi., Beberapa talent memang ada yang memperagakan kostum yang dikenakan saat acara Wonderful Artchipelago yang diadakan di Jember, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
[caption caption="Dok Pribadi/Talent yang memperagakan busana sangat meriah."]
[/caption]
Selain aneka kostum yang memanjakan mata, pada kegiatan tersebut juga ditampilkan aneka kesenian tradisional. Salah satunya adalah Reog Ponorogo yang cukup banyak menarik perhatian pengunjung lokal maupun mancanegara yang menyemut di Sumatera Convention Centre.
[caption caption="Dok Pribadi/Pertunjukan Reog Ponorogo."]
[/caption]
Para pengunjung tak henti mengabadikan setiap talent dengan kostum andalan mereka. Ada yang sengaja meminta foto bersama, ada juga yang lebih suka mengabadikan talent tersebut dengan kostum kebesaran mereka. Talent yang menggunakan kostum Ratu Pantai Laut Selatan menjadi favorit para pelancong Singapura untuk diabadikan.
[caption caption="Dok Pribadi/Pengunjung yang antri untuk berfoto dengan talent."]
[/caption]
Meski diwarnai hujan rintik-rintik, carnival tersebut tetap ramai dikunjungi masyarakat maupun wisatawan. Pengunjung seolah tak peduli tetesan hujan yang mulai turun. Mereka hanya mulai berhati-hati mengeluarkan kamera dan ponsel agar tidak terkena rintik hujan. Saat carnival berlangsung, saya sempat mendengar salah satu pengunjung berkomentar, “Keren! Ternyata tak harus ke Jember untuk melihat fashion carnival seperti ini.”