Lihat ke Halaman Asli

Cucum Suminar

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Balada Parkir Depan Rumah di Batam

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14129362341146226777

[caption id="attachment_346993" align="aligncenter" width="500" caption="Dok Pribadi/Deretan mobil yang diparkir di depan rumah."][/caption]

Memiliki kendaraan roda empat di Kota Batam harus diiringi dengan kemampuan memarkir mobil yang di atas rata-rata, terutama bila Anda tinggal di pemukiman menengah – bukan pemukiman mewah yang memiliki halaman samping atau halaman depan yang cukup luas.

Apa pasal? Penduduk Kota Batam hobi memarkir mobil di depan (pagar) rumah dengan jarak yang cukup mepet, bukan di garasi seperti yang umumnya dilakukan pemilik roda empat yang tinggal di kota-kota besar lain, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor dan lainnya. Wilayah Batam yang dikelilingi laut sepertinya membuat para pemilik mobil tidak terlalu khawatir mobil mereka digondol maling. Sehingga dengan santainya ditangkringkan di depan rumah.

Selain merasa aman, pemilik kendaraan yang mobilnya disimpan di depan rumah juga dikarenakan rumah mereka yang direnovasi. Halaman depan yang seharusnya untuk car port, mereka ubah menjadi ruang tamu atau tambahan kamar. Sehingga, tempat untuk mobil tersisih dan semakin bergeser mendekati jalan lingkungan.

Kondisi Pulau Batam yang berbukit-bukit juga membuat sebagian rumah tidak memungkinkan untuk memiliki garasi. Pemilik rumah yang lebih tinggi dari jalan atau lebih rendah dari jalan umumnya memarkir mobil di pinggir jalan depan rumah. Mereka enggan repot-repot mengkondisikan halaman rumah mereka sehingga dapat diparkiri mobil.

Parkir memarkir mobil di depan rumah ini sebenarnya terkadang memicu masalah tersendiri antar tetangga. Apalagi bila satu rumah memiliki lebih dari satu mobil. Pernah ada tetangga yang selama ini saya nilai sangat santun, marah (lumayan besar) karena ada mobil tetangga lain yang menumpang parkir di depan (pagar) rumahnya, sementara ia juga akan memarkir mobil. Selain itu, suami saya juga pernah mengetok rumah tetangga yang parkir di tempat biasa mobil kami diparkirkan supaya mereka memarkirkan mobil di tempat lain.

Agak tidak enak sebenarnya, tetangga saya tersebut juga sepertinya agak tidak enak harus beradu mult dengan tetangga lain. Hanya saja lahan parkir untuk mobil memang sangat penting. Sepanjang jalan lingkungan di tempat saya tinggal biasanya sudah penuh dengan mobil dan motor yang diparkir. Sehingga, agak sulit mencari tempat parkir kosong.

Perumahan tempat saya tinggal memang sedikit berbukit (baca menanjak). Apalagi pemukiman kami juga cukup banyak rumah-rumah yang membuka kostan sehingga bila sudah lewat dari pukul 17:00 WIB akan ditemukan banyak deretan mobil dan motor yang berjejer di bahu jalan.

Meski saat ini di Batam sedang hangat isu pemecahan kaca mobil dan penggondolan motor, pemilik kendaraan roda empat dan roda dua yang memarkirkan kendaraan di bahu jalan tidak berkurang, mungkin karena butuh. Apalagi di tempat saya tinggal siskamling berjalan cukup baik. Beberapa waktu lalu, ada juga maling motor yang mampir di tempat kami. Ada yang kost dirumah tetangga, hampir kehilangan motor Ninja-nya, untung pelaku pencurian tersebut keburu tertangkap sebelum berhasil menggondol motor.

Saya dan suami sudah mulai gerah memarkir mobil di bahu jalan. Apalagi sudah beberapa kali kejadian saat kami pulang kantor, tiba-tiba sudah ada mobil lain yang menempati lahan parkir tersebut. Dalam waktu dekat sepertinya akan mulai membetulkan halaman samping rumah sehingga mobil tidak lagi diparkir di bahu jalan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline