Lihat ke Halaman Asli

Cucuk Espe

pecinta seni yang menulis

Puisi | Palu-Arit

Diperbarui: 23 September 2017   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namaku palu

Tugasku menancapkan paku

Atau memecah batu

Namaku arit

Tugasku memotong rumput

Tajamku pun selangit

Palu dan arit tak ada sejarah bersama

Tetapi keduanya selalu hadirkan curiga

Para komprador yang bangun kesiangan

Minum kopi berdebat atur setrategi

--: Tuhan pun sembunyi di balik laci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline